"Alhamdulillah!!" seru Enji dan Adella barengan begitu melihat Ray sedang makan sambil disuapi Bu Narti. Wajah Ray memang masih bengkak dan memar, tapi wajahnya sudah lumayan bisa dikenali.
"Apa kabar, bro?" sapa Enji sambil menarik kursi dan duduk di sebelah kiri tempat tidur Ray. "Kita sudah kangen, tahu!"
Ray nyengir, menampakkan dua di depannya yang patah terkena bogem mentah preman yang memukulinya. "Alhamdulillah" jawab Ray dengan suara pelan dan serak.
"Sini aku gantiin Bu," kata Adella sambil meminta piring makanan yang dipegang oleh Bu Narti. "Biar aku yang menyuapi Ray. Ibu pasti capek karena semalaman begadang menunggui."
"Tidak apa-apa," jawab Bu Narti dan menyerahkan piring berisi makanan itu pada Adela. "tadi malam Rai tidur nyenyak kok. bangun pagi dia sudah segar dan kelaparan. ini buburnya tinggal sedikit lagi. padahal kemarin-kemarin Ray nggak mau makan."
Ray tersenyum malu mendengar cerita Bu Narti. "terima kasih Bu sudah merepotkan."