Download App
0.52% PEMBALASAN SANG SUPER MODEL DUNIA / Chapter 1: BAB 1: PERINGATAN
PEMBALASAN SANG SUPER MODEL DUNIA PEMBALASAN SANG SUPER MODEL DUNIA original

PEMBALASAN SANG SUPER MODEL DUNIA

Author: Gralinesyl_206

© WebNovel

Chapter 1: BAB 1: PERINGATAN

London Fashion Week terlihat sangat hingar bingar. Banyak pengamat fashion dan semacamnya duduk di bangku yang sudah disediakan. Jika di bagian depan panggung suasana terlihat cukup teratur, itu berbeda dengan di bagian belakang panggung. Suasana cukup kacau dan banyak orang yang berjalan ke sana dan ke mari. Benar-benar akan membuat pusing bagi seseorang yang tidak biasa. Satu orang manusia akan dirubungi oleh beberapa manusia lainnya. Ada yang memegang alat make up, hingga alat pencantok rambut juga ada. Beberapa orang lagi membantu para model untuk menggunakan gaun yang akan mereka gunakan dalam peragaan.

"Andrianna, kamu sebentar lagi akan keluar sebagai penutupan. Bawa bunga yang sudah disediakan untuk diberikan kepada Thomas Anton."

Andrianna Starla, yang sekarang berdiri bagai patung itu, hanya mengangguk dengan samar. Dia tahu apa tugasnya di acara penutupan ini. Sebagai salah satu super model kebanggaan dunia, dia selalu menjadi pemeran utama di mana dia berdiri. Membuat banyak orang merasa iri dan ingin berdiri di posisinya saat ini.

"Baiklah. Semuanya bersiap untuk penutupan acara," teriak para kru acara.

Semua model langsung bersiap di tempatnya masing-masing. Ini adalah gaun terakhir yang harus mereka tampilkan. Setelah acara penutupan, semuanya akan selesai. Andrianna benar-benar sudah merasa lelah. Badannya juga terasa pegal-pegal. Ingin rasanya meminta Kelly, managernya, untuk membantunya memijit pundaknya. Sayangnya, Kelly benar-benar sibuk dengan ponselnya sejak tadi. Bahkan tidak membantu Andrianna sedikitpun.

"Andrianna, apa yang kamu pikirkan? Sudah saatnya."

Seorang Kru perempuan menepuk pundak Andrianna dengan pelan. Andrianna yang memang dalam kondisi melamun, akhir berjingkat kaget. Untung saja, buket bunga yang dia pegang tidak jatuh ke lantai. Jika itu jatuh, Andrianna tahu bahwa dia akan membuat sebuah kekacauan.

"Maaf. Tidak bermaksud untuk membuatmu terkejut. Namun, sebentar lagi memang sudah waktumu untuk keluar."

Andrianna mengangguk, dia sama sekali tidak mempermasalahkan tentang apa yang dilakukan kru wanita itu. Harus diakui bahwa di sini Andrianna yang salah. Dia sama sekali tidak fokus dengan pekerjaannya. Sikap aneh yang datang dari diri Kelly membuat Andrianna merasa tidak nyaman. Kelly seolah-olah berubah menjadi orang yang tidak dia kenal.

"Ayo!"

Andrianna mengangguk dan melangkah keluar dengan anggunnya. London Fashion Week ini seperti panggung khusus untuk Andrianna. Banyak orang yang hadir di sini hanya untuk melihat dirinya. Terutama saat desaigner ternama Thomas Anton juga menunjukkan gaun-gaun buatannya. Mereka sangat puas saat melihat koleksi yang ditampilkan saat ini.

Lampu sorot terus mengikuti ke mana saja langkah anggun Andrianna melangkah. Dia benar-benar terlihat sangat profesional. Semua orang yang berada di sana berdecak kagum karena kecantikannya. Juga dengan porposional tubuhnya yang sempurna. Bisa dibilang, banyak wanita yang menginginkan bentuk tubuh seperti milik Andrianna. Bahkan bisa dibilang, wajah cantik Andrianna adalah salah satu pedoman untuk operasi plastik.

"Yang semangat, Guys!"

***

Badan Andrianna terasa sangat pegal. Untunglah semua rangkaian acara sudah selesai sejak tadi. Sekarang, Andrianna hanya menunggu agar make up dibersihkan dari wajahnya. Meski tidak memakai gaun glamour seperti tadi, Andrianna masih terlihat sangat cantik. Bahkan kemeja dengan ukuran oversize yang dia kenakan tidak berpengaruh sama sekali.

"Wajah kamu benar-benar sangat bagus. Bahkan tanpa riasan seperti ini, kamu benar-benar terlihat sangat cantik. Pantas saja banyak artis papan atas yang mengejarmu. Bahkan anak-anak nakal dari para pejabat juga memujamu," seloroh seorang make up artist yang Andrianna kenal dengan mana Milly.

Milly ini adalah salah satu make up artist yang dimiliki oleh agensi entertaiment tempat Andrianna bernaung. Dan Andrianna sangat senang bekerja sama dengan Milly karena dia sangat cekatan. Terlebih lagi, Milly adalah gadis yang sangat jujur. Dia terlahir dari keluarga miskin dan harus tertatih-tatih untuk sampai ke posisinya sekarang ini. Dan inilah yang membuat Milly mendedikasikan segenap jiwanya pada pekerjaannya.

"Kamu bisa saja. Aku akan pulang dengan Kelly langsung ke apartemen. Kamu jangan pulang terlalu larut. Keluar saja dari pekerjaan lainmu ith. Kamu bekerja begitu keras, apakah salary di sini tidak cukup?" tanya Andrianna dengan tenang. Dia merasa bahwa Milly sudah menyakiti dirinya sendiri. Meski Andrianna tahu alasan sebenarnya mengapa Milly melakukan hal seperti ini.

"Tidak perlu khawatir. Aku tahu tentang tubuhku sendiri. Tidak akan sampai jatuh sakit."

Jika Milly sudah berkata seperti itu, Andrianna sama sekali tidak bisa berbuat banyak. Jadi, dia hanya bisa mengangguk dan mencoba percaya dengan apa yang Milly katakan. Lagipula, biaya untuk pengobatan kanker yang diderita oleh adik perempuannya tidak sedikit. Ini juga Andrianna tahu secara tidak sengaja. Ingin rasanya Andrianna membantu, sayangnya, dia takut bahwa Milly akan merasa tersinggung dan marah dengannya.

"Semua make up sudah selesai," ujar Milly.

Senyuman Milly yang manis membuat hati Andrianna menghangat. Setelah selesai menghapus riasan milik Andrianna, Milly segera membereskan semua hal yang ada di atas meja rias. Memasukkan satu per satu alat riasnya ke sebuah kotak yang sudah dipersiapkan.

"Kak Andrianna," ucap Milly secara tiba-tiba. Hal ini membuat Andrianna yang sibuk dengan tasnya menoleh dengan bingung.

"Tolong hati-hati dengan orang-orang terdekatmu. Jangan terlalu percaya dengan apa yang mereka ucapkan. Semuanya tidak seperti apa yang kamu pikirkan," peringat Milly.

Andriannya mengerutkan keningnya dengan bingung. Dia ingin bertanya lebih lanjut tentang ucapan itu. Dan lagi, entah mengapa Andrianna merasa Milly tahu sesuatu. Sayangnya, sebelum Andrianna bisa bertanya, pintu ruang rias terbuka dengan sedikit kasar. Terlihat Kelly masuk ke ruangan itu dengan wajah ditekuk.

"Kenapa kamu lama sekali. Ini sudah sangat larut malam. Besok masih ada cara pemotretan yang harus kamu lakukan. Jadi kamu harus pulang dan tidur lebih cepat," sungut Kelly. Wajahnya memandang Milly dengan tidak bersahabat. Sudah sejak lama Andrianna merasa bahwa Kelly sangat tidak menyukai Milly. Entahlah apa alasan sebenarnya.

"Ini juga baru saja selesai. Aku sedang memeriksa apakah ada yang tertinggal. Kamu saja yang tidak sabar," sungut Andrianna. Dan ini hanya dibalas dengan wajah Kelly yang cemberut.

"Kami pulang dulu, Milly. Kamu hati-hati di jalan," pamit Andrianna. Dia harus menelan semua hal yang ingin dirinya tanyakan pada Milly. Karena rasanya tidak enak jika Kelly mendengar pembicaraan mereka.

"Iya. Kak Andrianna dan Kak Kelly juga hati-hati di jalan," balas Milly dengan riang.

Kelly mendengus pelan dan berjalan keluar mendahului Andrianna. Ini membuat Andrianna hanya menghela napas dengan gusar. Kelly akhir-akhir ini benar-benar sangat berubah. Namun, Andrianna tidak bisa memikirkannya karena terganggu dengan suara sorak-sorak yang semakin terdengar. Sepertinya para fans dan wartawan masih menunggunya keluar dari dalam gedung. Untung saja, pihak penyelenggara menyewakan bodyguard untuk mengawalnya hingga masuk ke dalam mobil pribadinya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C1
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login