Panah-panah itu meluncur cepat, lalu ketua mahluk mengerikan bertubuh hitam legam dan tinggi seratus delapan puluh centi meter itu menangkap satu persatu, namun tidak cukup tentakel-tentakelnya menghentikan semua anak panah berjumlah ratusan. Dua anak panah mengenai bagian lengan atasnya dan satu anak panah lainnya membuat tentakel itu putus.
Cairan hitam tercecer di lantai tanah basah dan sedikit berlendir. Ketua mahluk aneh itu mulai berdiri walau rasa sakit yang ia rasakan sangat menyakitkan. Anak buahnya bergegas berdiri dan mendatangi ketuanya itu.
Mereka berbicara, namun seperti orang bergumam. Bahasanya terlalu rumit untuk dipahami. Menanyakan kabar ketuanya itu. Mereka lalu membantunya berdiri. Ketuanya itu berkata, seperti orang yang memerintah agar menyerang Ardina dan membalas rasa sakit yang ia rasakan saat ini. Anak buahnya pun pada mengangguk, mereka langsung menyerang Ardina setelah menyandarkan ketua mereka bersandar di tembok.