Satu detik, dua detik, hingga lima detik waktu berlalu, Gama tertegun menatap istrinya yang masih saja membuang muka.
Dadanya merasakan debar aneh saat Kirana menyebut kata "penawaran". Sebisa mungkin Gama menguasai dirinya dengan satu tarikan bibir. Meski sulit untuk mengulas lebar.
"Kamu ngomong apa, sih, Sayang?" ujarnya meraih tangan wanita itu dan menggenggamnya. Ibu jarinya mengelus permukaan tangan kecil nan lembut itu.
Kirana menarik napas agar tidak terserang baper seketika. Lagi Gama mengelak, tidak mengaku. "Mbak Silvana minta kamu bersamanya, kan?" tanya Kirana lirih. "Setelah putus dari Pak Raja, aku tau dia akan kembali ke kamu."
"Jangan mengigau, Kirana." Dia melepas pegangan tangannya, lalu menarik selimut dan menutupi tubuh Kirana dengan kain selimut itu. "Kamu tidur aja, oke? Istirahat."
Gama kembali menghindari pembahasan tentang Silvana. Pria itu beranjak ke sofa dan membuka laptop. Lebih memilih menekuri pekerjaan daripada membahas tentang Silvana.
jangan lupa save cerita ini ke library