Seperti halnya saat ini, ketika Andra meminta Andine mengantarkan segelas kopi untuknya, maka Andra tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Kopi hanya sebagai bahan modus, anggap saja begitu.
Senyum Andra mengembang sempurna, begitu melihat Andine melangkah masuk dengan segelas kopi di atas nampan yang ia bawa. Gadis itu menunduk malu menyembunyikan rona kemerahan di kedua pipinya, ditatap seperti itu oleh Andra sungguh membuatnya tersipu.
"Silakan, Tuan. Ini kopinya," ujar Andine sambil meletakkan kopi tersebut ke atas meja.
Andra tak menjawab apa pun, ia memilih memandangi wajah Andine yang menggemaskan sambil tetap menyunggingkan senyuman.
"Saya permisi dulu, Tuan–"
"Kenapa kau buru-buru sekali?" Andra mencegah kepergian wanita itu, ia bergegas bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu untuk kemudian menutupnya.
"T-tuan–"