Andine melangkah dengan dagu terangkat, ekor matanya mendapati sosok Eve yang sedang berdiri di depan kamarnya. Eve yang juga melihat wanita itu berjalan sontak membulatkan mata dengan jantung berdebar kuat.
Langkah Andine terhenti, keningnya mengernyit heran melihat gadis yang baginya asing tersebut. Ia pun memilih menghampiri Eve ketimbang melanjutkan tujuannya untuk segera pergi dari rumah.
"Siapa kau?" Andine bertanya setelah ia sampai di hadapan Eve.
Nyali Evelyn semakin menciut saja, jantungnya berdetak tak karuan saat dihadapkan pada sosok wanita berkulit putih dan berwajah tirus itu. Namun, gadis itu tetap berusaha bersikap senormal mungkin.
"S-saya--"
"Dia keponakan saya, Nyonya." Tiba-tiba Elena datang dari pintu belakang dengan langkah terburu. Andine dan Evelyn yang terkejut lantas segera menoleh bersamaan.