Suasana hening seketika, Andine merasa iba kepada suaminya saat pertama kali lelaki itu menitikkan air mata. Ia tak pernah menyangka bahwa pria itu memiliki luka batin yang cukup parah, hanya saja selama ini selalu ia sembunyikan dan tak pernah ia ceritakan.
Andine mengulurkan tangan dengan hati yang ragu, ia ingin mengusap bahu pria itu agar membuatnya sedikit merasa tenang. Namun, tangannya menggantung di udara begitu saja sebab ia merasa tidak yakin. Namun, karena melihat keadaan sang suami yang tampaknya masih diluputi mendung yang cukup menyesakkan dada, Andine akhirnya memberanikan dirinya meskipun ada cemas yang mengusik perasaan.
Gadis itu menggigit bibir bawahnya, dengan hati-hati ia mendaratkan telapak tangannya di bahu lelaki itu, lalu memberikan usapan lembut di sana, bermaksud membuat sang suami jadi lebih tenang karena perlakuannya pada lelaki itu.