Fabio kembali masuk dan menuju kamar Yoona. Suara bantingan pintu yang begitu keras membuat Fabio merasa dia sedang marah.
"Buka pintunya, Sayang," panggil Fabio.
Tak ada jawaban dari dalam. Namun di dalam kamar Yoona sedang duduk di tepi ranjang. Dia baru saja selesai mengumpat suami dan madunya yang tampak akan pergi keluar. Namun mendengar suara Fabio yang mengetuk pintu seketika Yoona bahagia.
Dia berjalan menuju pintu untuk membukakan pintu suaminya itu.
"Kau tak jadi pergi?" tanya Yoona.
"Hm, Amanda khawatir padamu dan memintaku tinggal," jawab Fabio lembut.
"Khawatir? Aku baik-baik saja," jelas Yoona.
Fabio segera masuk kamar lamanya itu. Kamar yang menjadi saksi betapa dia begitu mencintai Yoona dan ingin selamanya hidup dengan wanita itu.
"Bagian terindah dari perjalanan kita adalah tempat ini. Ayah memberikan mansion sebagai hadiah pernikahan dan langsung atas namaku karena aku menikahi gadis yang sangat dia sukai," ucap Fabio.