Mahendra terkesiap, ia tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Itu artinya Melinda sudah berbohong kepadanya.
"Tapi, ibu bilang Sevia dijodohkan dengan jurangan kaya di kampungnya. Ia-"
"Jika kau memang percaya kepada ibumu itu, kenapa kau datang kemari dan meminta jawaban?!" kata Gadis dengan kesal.
"Dia ibuku, tidak mungkin berdusta," bantah Mahendra ragu.
"Cih ... apa kau pikir selama ini ibumu tidak mampu berdusta? Uang jatah kami saja dia ambil dan berdustapada ayah. Ayah saja berani ia curangi apa lagi padamu."
"Gadis, tidak baik begitu," tegur Kirana.
"Biar saja,Bu. Supaya dia sadar bagaimana kelakuan ibunya."
"Di mana alamat mereka?"
Kirana menghela napas panjang, ia melirik ke arah Gadis.
"Berikan saja, Bu. Supaya ia tau dan melihat sendiri bagaimana keadaan Sevia. Nanti dia pikir kita berdua mengada-ada. Padahal memang kenyataannya seperti itu," kata Gadis.