"Bagaimana kondisimu, tidak ada yang aneh?"
Tanya Cien ketika Kirana tiba di depannya. Putrinya tersebut mengangguk dengan senyum tipis.
"Hm, Kiran tidak apa-apa. Hanya… ada suara imut yang selalu memanggil di pikiran."
<Kyu.. kyu..kyu…!>
"Iya, aku mengerti."
"?"
"Ah, bukan Ayah. Kiran menjawab Muni."
"Muni?"
"Moon Rabbit di Moonice. Muni!"
'Eh? Kau sudah memberinya nama?'
Cien tidak mengira kalau Kirana dan jiwa Moon Rabbit itu beradaptasi dengan cepat. Sepertinya Cien tidak perlu khawatir dengan putrinya tersebut.
"Hmm, menjawab? Tunggu, Moon Rabbit itu bisa bicara?"
Kirana menggeleng, "Tidak. Hanya ada suara kyu-kyu saja. Tapi entah mengapa Kiran mengerti maksud yang ingin disampaikannya."
Cien tertawa kaku. Tampaknya kalau dia berada di tempat Kirana, suara kelinci itu hanya akan dianggap sebagai pengganggu. Maaf.
Shiiing!