Perhatian!
Di chapter berikut ini akan berisi adegan kekerasan dan penuh darah, penulis berharap kepada para pembaca tersayang dapat memutuskan sendiri bahan bacaan yang dirasa bijak. Dimohon untuk tidak meniru maupun mempraktekannya.
Terpekik tertahan begitulah reaksi setiap pasang mata yang melihat kekejaman sosok gadis berparas bak seorang dewi. Ia benar-benar tidak berbelas kasihan, tanpa pandang bulu kepala keluarga Silvester itu memisahkan tubuh putra sulung Linford. Kedua bilah pedangnya masih berselimut cairan kental merah.
Bahkan sebagian dari cairan kental tersebut mengenai sebagian paras ayu sang earl. Tidak ada yang ingin mendekat, padahal saat ini hanya Dracella sajalah gadis yang berdiri di sana. Para pasukan Linford melangkah mundur, pandangan mereka terjatuh pada bagian kepala Fraud di bawah sepatunya.