Chen melangkah dengan santainya seolah berada di rumah sendiri. Diambilnya beberapa kerikil dari teras rumah.
Ketika di temui penjaga rumah maka lebih cepat kerikil yang di lempar Chen dari pada suara teriakan para penjaga.
Satu persatu para penjaga tumbang sebelum mengeluarkan teriakan.
Langkahnya terhenti ketika berada di depan kamar Yuan Bun yakni bekas kamar ayahnya, Yuan Huan.
Chen membuka pintu kamar secara perlahan. Alangkah terkejutnya Chen melihat keadaan kamar tidak seperti di kehidupannya yang lama.
Yuan Bun ternyata masih belum tidur. Dia masih berada di belakang meja sedang mempelajari laporan keuangan keluarga nya. Sementara isterinya sudah tertidur pulas.
Tentu saja sudah berbeda karena kedatangannya sekarang juga berbeda dengan kedatangan di masa lalu.
"A Chen... " Yuan Bun menyebut kan nama pemuda itu dengan wajah terkejut tidak percaya. Karena informasi yang di dengar kalau Yuan Chen telah mati dalam jurang.
"Kenapa kau terkejut Paman. Apa kau pikir aku sudah mati."
"Bagaimana kau bisa masuk." Ada nada kemarahan dari Yuan Bun yang merasa tidak di hormati dengan memasuki kamar pribadi secara langsung.
"Oh iya... Para penjaga mu sudah ku kirim ke akherat terlebih dahulu."
"Rupanya dengan memiliki sedikit kepandaian lalu merasa sudah berada di atas gunung." Yuan Bun menyalurkan energi khi kedalam tubuhnya "Siapapun yang telah menolongmu, hidupnya takkan lama."
"Sekalipun belum berada di atas gunung tapi paling tidak dapat mengirim mu ke akherat menyusul anak buahmu."
"Banyak bicara. Hari ini juga akan ku habisi keturunan Penghianat." Yuan Bun melancarkan serangan mematikan.
Serangannya Begitu cepat tapi Chen tidak bergeming dari tempat berdirinya.
Brakhh
Serangan itu telak mengenai Chen. Tubuhnya terlempar ke belakang membentur tembok.
Suara berisik itu membangunkan isterinya.
"Hah. Apa yang terjadi suamiku."
"Tidurlah kembali isteriku. Ada seekor lalat masuk ke kamar, tapi sudah ku bereskan."
"Hihihi... Cuman seperti inikah kekuatan mu." Chen bangkit berdiri.
"Tidak mungkin." Yuan Bun tersentak kaget. " Kau hanya di tingkat empat awal bisa menahan seranganku."
"A Chen? Bagaimana anak penghianat ini masih hidup." Isteri Yuan Bun juga turut kaget.
"Kau memaksa orang tua ini memberikan pukulan berat kepadamu." Saluran khi yang tinggi digunakan untuk menyerang Chen.
Brakhh
Sekali lagi Chen menerima serangan itu. Tubuhnya bukan hanya menabrak tembok tapi juga membuat tembok itu berlubang oleh tubuhnya.
Serangan ini begitu kuat. Batu besarpun akan hancur jika terkena serangan ini.
"Suamiku. Kau merusak kamar kita. Bisakah kau membunuhnya tanpa merusak kamar."
"Maafkan Isteriku. Aku terlalu emosi sampai tidak dapat mengontrol kekuatanku."
"Rupanya ini adalah batas akhirmu." Kembali suara Chen mengejutkan mereka.
"Bagaimana mungkin kau bisa sekuat itu." Tanpa sadar Yuan Bun melangkah mundur.
"Paman tahu, kenapa aku membiarkan menerima serangan dari Paman." Chen mulai melangkah maju. "Karena aku memiliki tubuh dewa. Semakin besar aku menerima serangan lawan maka aku akan semakin kuat daya seranganku. Selama aku tidak mati tentu nya. Jika kau tidak membunuhku maka aku yang bertambah kuat pasti akan membunuhmu.."
"Bajingan. Kau pikir aku tidak dapat mengalahkanmu. Entah dari setan mana yang memberikanmu kekuatan."
"Tidak. Sekarang giliran ku.." Setelah selesai bicara Chen berkelebat lebih cepat dari pada Yuan Bun.
Itu adalah [Langkah Ye Shang] yang sangat cepat. Bergerak zig zag hingga tidak di ketahui arah serangan. Lalu sampai berada tepat satu meter di belakang Yuan Bun.
"Sebelum paman mati, paman masih merasakan kekuatanku meskipun hanya hitungan detik." Chen berbicara bertolak belakang dengan Yuan Bun.
"Aaagghhhh....." Teriakan histeris dari isteri Yuan Bun yang masih di tempat tidur.
"Ba... Bagai., Ma... " Belum selesai ucapan Yuan Bun, dia sudah jatuh ke lantai tidak bernyawa.
Chen tetap berdiri dengan tangan yang berlumuran darah. Di telapak tangannya terdapat jantung yang masih berdetak perlahan. Itu adalah jantung milik Yuan Bun.
Chen menggunakan [Jemari Ye Shang] saat melakukan nya. Begitu cepat hingga pemilik tubuh tidak menyadari kalau jantungnya sudah tidak ada
Ini adalah pembunuhan yang kejam tidak berperi. Tahun tahun yang di laluinya dengan peperangan dan pembantaian membuat Chen memiliki hati yang keras dan kejam.
"Aaagghhhh...." Isteri Yuan Bun semakin berteriak keras.
"Berisik... " Chen melempar kerikil yang ditangannya.
Seperti sebelum sebelumnya, kerikil itu masuk ke lehernya. Menembus ke titik suara.
Setelah kedua nya tewas. Chen langsung membongkar lantai di bawah dipan. Betapa kecewanya Chen ketika melihat di dalam rongga lantai tidak terdapat Peta yang di cari nya. Tempat itu sudah kosong tidak terisi apapun disana.
"Dimana... Dimana peta itu." Dia berusaha membongkar lebih luas.
Pemuda ini sangat yakin peta itu berada disini. Tidak mungkin menghilang begitu saja. Seharusnya kedatangannya yang lebih cepat dua bulan ini lebih dulu mendapatkan peta itu.
"Apakah yang terjadi. Apakah Sejarah berubah." Gumamnya . "Bagaimana mungkin.,"
Dulu dia selama tiga bulan di dalam goa tapi sekarang hanya tiga Minggu. Ini lebih cepat dari sebelumnya.
.
"Mungkin penghuni rumah ini menemukan dan menyimpannya di suatu tempat." Chen pun mulai mencari di setiap sudut rumah sampai di langit langit rumah.
Semua usahanya sia sia. Penghuni rumah sudah di bunuhnya. jadi tidak ada yang bisa di tanyakan.
Chen merebahkan tubuh nya di tempat tidur disamping mayat isteri Yuan Bun. Hidupnya yang dulu penuh dengan noda darah dan pembunuhan membuat hatinya sedingin es. Mayat seperti apapun tidak terpengaruh olehnya.
Ia mulai merenungkan kehidupannya sebelum mengalami kematian. Dia mulai mengingat ingat satu persatu.
Perubahan yang terjadi,
- Sebelumnya membutuhkan waktu beberapa hari sebelum menemukan Goa, sedangkan setelah kematian dia langsung masuk gua.
- Dua batu cahaya mati padahal sebelumnya masih ada tiga cahaya.
- Membunuh dan menyimpan Ular Emas padahal sebelumnya dia hanya membunuh saja tanpa menyimpan.
Sejarah telah berubah. Tidak masalah. Toh dia masih ingat letak posisi tempat harta Karun itu dan juga mengetahui jalan rahasia untuk mencapai di kamar harta. Hanya masalahnya ada orang lain juga yang mendapatkan peta itu.
Dipikirkan sepanjang hari pun tidak ada gunanya.
Chen berdiri lalu menuju ruang permandian di sebelah kamar utama. Disana ada ember besar yang dapat di masuki 3 orang dewasa, terbuat dari bahan kayu dan sudah berisi air hangat. Rupanya memang sudah di persiapkan untuk mandi Yuan Bun.
Setelah melepaskan pakaiannya, Chen berendam di air hangat. Berharap semua ke penatan nya dapat tersingkirkan.
Chen merenung di dalam bak mandi. Yang ada dalam pemikirannya bukanlah lagi tentang sejarah yang telah berubah, tapi bagaimana caranya dia merubah masa depannya.
Kehidupannya yang lama sebagai penjahat membuat dirinya tidak dapat bergerak leluasa. Ilmu bela dirinya juga tersendat. 50 tahun di lewati namun tidak dapat mencapai Emperor puncak. Dikota manapun dia datang selalu di datangi musuh. Begitu banyak musuhnya yang di bunuh tapi justru semakin bertambah musuh yang baru. Kerugian yang dialami nya juga tidak sedikit. Isteri dan anak anak nya dibunuh oleh sepupunya sendiri Yuan Xin anak dari dari Yuan Bun.
Dendam Yuan Xin atas kematian ayahnya membuat dia mempelajari Ilmu terlarang agar dapat mengalahkan Chen. Mungkin ini yang dimaksud Petuah Ye Shang yang mengatakan, 'Api amarah hanyalah seperti roda berputar yang tak ada ujung, itu hanya membuang waktu. '
Yuan Xin sengaja membunuh anak dan isterinya Chen untuk membuat sakit hati. Walau akhirnya Yuan Xin mati akibat ilmu terlarangnya sendiri yang menggerogoti nyawanya.
Kini dirinya harus mengubah cara hidupnya agar dapat mengubah masa depannya. Tidak boleh sembarang membunuh agar tidak di cap sebagai penjahat.
Tidak boleh lagi tenggelam dalam dendam amarah yang sia sia. Cukup 50 tahun pengorbanan hidupnya dalam mengejar dendam.
Saatnya lebih terfokus kepada pengembangan diri. Jangan buat musuh semakin banyak.