Pandangan Hilal juga tiba-tiba mengabur. Entah karena kelelahan atau syok. Ia menaiki bus selama 2 jam untuk akhirnya sampai di rumah sakit ini. Hilal ada pertemuan dengan klien sebelumnya di luar kota.
Beberapa belas menit berlari, akhirnya Hilal sampai di lorong yang sama. Lorong yang menjadi saksi kekalutannya satu minggu terakhir ini karena anaknya yang sangat disayang Hilal itu dirawat di rumah sakit ini. Dan itu karena Hilal juga. Hilal menyalahkan dirinya karena tidak becus menjaga Arjuna, hingga Arjuna berakhir terluka parah saat itu.
Suara tangisan-tangisan itu semakin menyesakkan bagi Hilal. Hilal melewati beberapa orang yang duduk di depan ruang ICU.
Pandangannya Hilal terlihat kosong, langkahnya gontai, pikirannya kacau. Penglihatan Hilal menjadi buram dan telinganya berdenging sejak mendengar ucapan Dokter Dion tentang dokter muda itu yang datang terlambat.