21++
"Kaka kemaren udah bilang, jangan kecapekan. Sekarang udah makan belum?"
"Udaah, ni baru aja selesai"
"Baguslah, abis ini langsung tidur. Biar besoknya fit"
"Iya iya ih, bawel"
"Ai? Bawel gini kan biar Toey gak sakit, nanti kalo sakit siapa yang mau ngurus? Gaada kan?"
"Iyaa gaada"
"Nah makanya, nurut"
"Iyaa kakaaa"
"Dah sekarang bobo aja, gece ke tempat tidur"
"Udah"
"Pake selimutnya, bobo ya. Kaka mau ke rs dulu, Max udah selesai operasi tadi"
"Iyaa, bilangin ke Max gws. Kaka hati hati bawa mobil nya"
"Iya, sleep tight Toey"
"Iyaaa"
Setelah menghubungi Toey, Ohm segera berangkat menuju rumah sakit. Seharusnya ia kesana siang tadi saat Max baru saja selesai operasi, tetapi ia harus mengurus data kemarin pada Mae Godji.
Dan sesampainya disana, ruangan itu terisi oleh sedikit orang, karena yang lainnya sudah menjenguk tadi siang.
Sementara ini sudah malam.
Hanya ada orangtua Max, Sing, Ben, Peak, Boom, dan juga Chimmon.
"Apakabar bro?" Tanya Ohm sambil mendekati Max. Lelaki itu terlihat pucat karena belum pulih dari keadaannya.
"Menurut lo?" Balasnya sambil mengelus rambut Sing. Lelaki kecil itu tengah merebahkan kepalanya di kasur Max.
"Kalo udah bisa mesraan ya berarti udah sehat"ujarnya lalu menepuk pelan perut Max.
Dimana tempat jahitan itu berada, padahal itu sama sekali belum kering dan masih sangat sakit.
"ANJING!!" Umpatnya saat merasa ngilu yang teramat sangat di perutnya. Sing menatapnya panik sementara Ohm hanya tertawa ngakak.
"Awoakwoawok!!"
"Kenapa Max? Ada yang sakit??" Panik Sing sambil berdiri dan mengecek perut nya.
"Sakit goblok, lu nepok pas bagian jaitannya" omel Max pada Ohm.
"Gapapaa, latihan. Wkwk"
"Palak lu latihan" gerutu Max. Ia lalu menatap Sing yang terlihat panik dan kelelahan itu.
"Dua hari lagi Max udah bisa pulang, Harit gak mau istirahat di dormitory?"
"Mai au, Harit mau temenin disini sampe Max pulang"
"Tapi Harit nanti ikutan sakit, mending Harit istirahat dulu, nanti kalo udah gak capek bisa kesini lagi" Sing kembali menggeleng kencang membuat Max menghela napas.
Ohm yang sedari tadi menatap mereka pun tertawa kecil.
"Yaudaaah, Max nyerah. Ih pacar orang batu banget"
"Ih biarin, suka suka Harit" ucapnya. Ia lalu kembali duduk dan merangkul lengan Max sambil memainkan ponselnya.
"Toey dah balik?" Ohm mengangguk.
"Pas lu keluar dari Lab kemaren dia udah pulang. Mingdep balik kesini lagi kok" mendengar itu Max mengangguk kecil.
Kalau Toey sudah memutuskan hal itu, berarti penghuni dormitory tidak marah padanya lagi.
_________________________________________
Seminggu kemudian, keadaan sudah kembali seperti biasa. Max masih belum boleh sekolah walaupun sudah kembali ke dormitory beberapa hari yang lalu.
Jadi selama teman temannya sekolah, ia mengisi harinya dengan bermain game. Ia baru saja di berikan PS5 oleh Sing kemarin.
Dan sekarang ia tengah memainkan sebuah game di kamarnya.
" gue sendiri lagi, dejavu rasanya anjim" gumam nya sambil mengunyah permen karetnya.
Sebenarnya ia sudah sehat, hanya bekas jahitannya yang agak sakit, tetapi tak terlalu baginya. Jadi ia akan meminta dokter untuk mengijinkan nya sekolah mulai besok.
Ia terus memainkan game itu tanpa lelah, hingga tiba waktunya Sing pulang.
Lelaki kecil itu baru saja memasuki apart Max ketika empunya terlihat sedang memainkan ps pemberiannya.
"Sayang Harit pulaang" max menoleh padanya, lalu merentangkan tangan membuat Sing menghampirinya lalu memeluk tubuh besar itu.
"Hmm~~ akhirnya pacar orang balik juga" ujarnya lalu menciumi pucuk kepala dan juga wajah Sing.
"Oh iya Max, tadi ada banyak titipan dari temen sama guru, masih di mobil"
"Kata mereka sering sering gak masuk biar mereka bisa dangdutan lagi di ruang musik, eheheh" Max menatap Sing datar, ia lalu mengangkat lelaki itu ke pangkuannya.
"Biarin aja mereka enak enakan di sekul, besok Max masuk Max hantam semuanya"
"Ohho, ketua osis beraksi"
Max tertawa kecil, ia lalu mencubiti pipi Sing dengan gemas.
"Ih gemes banget, pacar sapa si?"
"Pacarnya Max Brasier dong" jawabnya yang membuat Max tak tahan lagi. Akhirnya lelaki itu menarik tengkuk Sing dan meraup bibir kecil nya.
"Hmm~~" Sing memegang kedua sisi leher Max, sementara lelaki itu mengangkatnya menuju kasur.
Max terus melumat bibir itu, bahkan tanpa segan memasukkan lidahnya dan menyentuh langit langit mulut Sing membuat empunya melenguh pelan.
"Nnghh~~" Max semakin menurunkan ciumannya menuju rahang dan juga leher Sing. Ia lalu membasahi seluruh bagian yang ia lewati dan memberikan tanda kepemilikannya hingga penuh seperti waktu itu.
Ia lalu beralih ke adam's apple Sing, dan melanjutkannya ke sisi leher bagian sampingnya lalu kembali memenuhi itu dengan hickey nya.
Baru saja hendak membuka resleting celana Sing, Max dihentikan olehnya.
"Nanti kena jahitannya" ucapnya dengan terengah sambil mengusap dada bidang Max yang terlapisi piyama.
"Pelan pelan aja kok, lagian udah gak sakit lagi" Sing hanya menurut ketika Max kembali meraup bibirnya sementara tangan nya melanjutkan aksinya.
Setelah resleting dan pengait nya terbuka, Max dengan perlahan menariknya hingga terlepas, dan iapun melepaskan ciumannya.
Ia menatap Sing lamat, lalu dengan perlahan mengangkat pinggang Sing dan meloloskan boksernya. Sekarang hanya tertinggal seragam atasan saja yang menempel di tubuhnya.
Max lalu membuka atasan piyama nya, lalu kembali mengukung Sing yang sudah terlihat lemah dengan napas terengah nya.
"Pelan pelan, nanti kalo kena jahitannya sakit lagi" Max mengangguk, ia lalu menyeringai kecil sambil membawa jarinya memasuki sebuah lubang hangat.
"A-akhh~~" desah nya sambil menurut ketika Max mengangkat kaki kanannya menuju pundak.
Max menggerakkan jemarinya di dalam sana, membuat Sing terus melenguh pelan hingga ia berhasil menemukan sweetspot milik kekasihnya itu.
"AAKHH~~!" Desahnya sedikit terkejut. Ia lalu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Max sambil mendesah sementara lelaki itu sibuk menambahkan jarinya di dalam sana.
Ia lalu mengambil pengaman di laci samping kasur, dan segera memakainya.
Setelah merasa bahwa lubang imut itu sudah siap, Max pun segera memasuki Sing.
Astaga, Sing kembali terkejut. Kenapa itu sangat, eeeee....
Besar?
"A-khh ahh ngghh~~" Max menggempur Sing kembali dengan gerakan yang konsisten, dan dengan momentum yang pas ia menghentakkannya begitu dalam membuat Sing mendesah begitu keras.
"Aahh ahhh aahh Max~~"
"Aahhh pelaaanhh, be carefull to your tummy!!" Ujar Sing setengah mendesah sambil menepuk dada lelaki itu.
Max menurutinya, ia masih sibuk dengan dada Sing yang begitu menggodanya sedari tadi. Ia pun menggigit kecil tonjolan itu bergantian dan memainkannya membuat Sing kembali mendesah dan melenguh keras.
Astaga, bisa bisa suaranya serak lagi karena banyak berteriak.
"Nghh~ Max, Harit gonna cum~~!!" Mendengar itu, Max segera membantu kekasihnya. Dan tak lama, tubuh kecil itu mengejang kecil dan mendesah keras.
"Hhhh~ aahhh max, Harit baru aja cum~~!" Keluh Sing saat Max kembali menggempurnya sedangkan ia baru saja mendapat cum pertamanya.
"Max udah gak tahan, udah seminggu loh" jawabnya sambil meremat pinggul Sing membuatnya melenguh.
Keduanya sibuk making love hingga malam hari, dan Max sudah melakukan 7 ronde lagi dengan berbagai macam gaya.
Astaga, Sing pusing. Hickey yang diberikan Max sangatlah banyak hingga punggung pun memenuhinya. Sama seperti saat pertama kali. Bedanya, kali ini lebih banyak.
Dan saat ronde terakhir, Sing berbaring diatas Max dan lelaki jangkung itupun memeluknya erat. Penyatuan mereka bahkan belum terlepas.
Pengaman yang sudah terpakai berceceran di mana mana, tisu dan juga pakaian, namun keduanya tak peduli.
_________________________________________