Mereka berdiam menunggu di luar, sementara Dewan dan Zalfa duduk di depan ruangan. Dewan sedari tadi diam saja, dia bingung harus memulai dari mana. Karena Zalfa juga sama sekali tidak bersuara. Dari keduanya, hanya ada lirikan mata saja, itupun tidak saling bertemu.
Zalfa merasa canggung, dia merasa bersalah. Karena sudah mengabaikan lelaki yang ada di sampingnya ini. Namun bagaiaman lagi, Zalfa tidak berada di posisi yang menguntungkan untuk bisa bercerita pada Dewan.
"Lo semalem di mana?" tanya Dewan pada akhirnya, dia tidak bisa menahan diri, untuk tidak bertanya pada Zalfa.
"Ada, maaf Gue gak angkat telepon, karena udah tidur." Zalfa memberikan alasam perihal dia yang tidak mengangkat telepon, padahal yang diinginkan Dewan jelas bukan itu.
"Semalam, Gue ke kostan Lo."
Satu kalimat itu, membungkam Zalfa, Dewan pasti mencarinya, pikir Zalfa.
"Gue lagi ada di rumah saudara," ujar Zalfa.