Download App
50% Hesitate / Chapter 6: Sah!?!

Chapter 6: Sah!?!

Dalam waktu kurang dari satu bulan, aku sudah menjadi seorang suami. Iya suami! Suami dari seorang istri, istri yang berkelamin perempuan. Gila! Sebulan yang lalu aku masih bencengkrama dengan Ray, berbagi kehangatan bersama dan suka cita. Tapi sekarang tanpa pernah aku kira dan aku bayangkan nanti malam aku akan berbagi ranjang bersama seorang asing yang tidak pernah ku kenal. Luna si gadis buta itu tampak sangat menawan, berdiri dengan anggun di sampingku, wajahnya dingin dengan kulit seputih salju tampak berkilauan. Aku meyakini tamu yang hadir saat ini pasti memandang kagum dirinya, meski sudah kupastikan juga matanya yang tidak bisa melihat akan menjadi bahan topik pembicaraan terhangat untuk mereka.

"Gila! Tau yang bakal dinikahin sama lo secantik dewi gini, gue rela ngegantiin posisi lo." Leo dengan wajah sok ganteng karena pomade pada rambutnya bukan memberi ucapan selamat atau apa yang lebih beradab malah memberikan perkataan dengan niat menikung tinggi.

"Iya gue juga mau!" Satu lagi temanku Arfan menyahut, dia satu spesies dengan Leo, ya walau berbeda satu level dibawah Leo soal tingkat kegilaan. "Emang gue pernah ngundang lo berdua ya?"

"Yaelah Yon gitu aja sensi. Oiyah selamat ya, siapa namanya?" Aku melihat Luna tersenyum manis, baru kali ini aku merasa senyum wanita bisa terlihat manis dan teduh seperti itu. Meski aku tetap tidak terangsang berada di dekatnya. Itukan yang terpenting? Yang katanya kodrat lelaki menikah dengan seorang wanita?

"Luna." Luna membuka suaranya yang lembut tidak mendayu-dayu memberikan kesan menggoda. Entah mengapa aku sangat suka dia seperti itu. Luna mencirikan wanita anggun sesungguhnya dan itu berarti dia bukan tipe wanita penggoda. Tidak seperti.. ah sudahlah aku malas menyebutnya. Leo tampak ingin menjabat tangan, aku yang melihatnya refleks menggenggam jemari Luna, awalnya aku ingin melindungi Luna dari buaya macam Leo. Bukan maksud posesif atau apapun hanya saja gadis senaif Luna bisa dalam bahaya jika berdekatan dengan playboy kacrut macam Leo. Tetapi saat sentuhan tak sengaja ini tercipta kami berdua sama-sama terkejut, aku seperti merasakan setruman, kulitnya yang halus menggetarkan sesuatu dalam diriku. Aku belum bisa mengatakan bahwa aku terangsang hanya karena sentuhan kulitnya akan tetapi aku juga tidak bisa mengelak darahku berdesir dan merasakan gelenyar aneh.

"Buset si Dion, posesif amat!" Andri menyadarkanku dari lamunan, lamunan yang tidak aku sadari telah melakukannya. Aku buru-buru melepas genggamanku, tanpa sadar aku juga meminta maaf padanya.

"Pelit emang tuh anak. Dahlah yuk ndri cari makan. Laper gue. Selamat ya buat kalian, semoga cepet kasih gue ponakan lucu dan gemoy, jangan lama-lama kan jadinya gue masih bisa dapetin anaknya kalau gakbisa dapetin ibunya" Thanks buat Leo yang meski terkadang otaknya dangkal, hari ini aku merasa dia menyelamatkanku walau ada perasaan ingin lempar juga dari atas gedung karena ucapannya. God! Tabahkan hamba!

Acara hari ini sudah kelar dengan amat sempura menurut ibuku, kalau menurutku jangan ditanya bagiku hidup sempurnaku jika aku menikahi Ray. Biarlah orang berkata aku gila, tapi bagiku aku hanya manusia yang mencintai ciptaan Tuhan. Mengingat soal Ray hatiku selalu merasa sakit, dia tidak mau kutemui sampai saat ini aku menikah dengan Luna, Ray berkata akan ada saatnya dia kembali, aku tidak tahu kapan tapi aku sangat merindukannya, kupikir kami akan melalui ini bersama-sama tapi dia meninggalkanku juga.

"Ray, kamu istirahat saja duluan dengan Luna, biar disini ibu yang selesaikan." Kata ibu, aku mengangguk mengiyakan, dan beranjak mencari Luna. Tadi kulihat dia bersama seorang anak kecil yang bisa kukataan lucu dan cantik. Tapi aku tidak melihatnya lagi dia berada dimana. Setelah mencari sebentar akhirnya aku menemukannya tengah memangku gadis kecil itu di sudut ruangan bersama ibu dan adiknya yang lain. Aku menghampiri mereka dan mendengar obrolan mereka.

"Uwi sudah dong jangan nangis. Nanti kak Lunanya sedih."

"Tau nih Uwi nangis terus. Cengeng banget." Anak yang lebih besar ikut berkomentar, kulihat anak yang lebih kecil menggeleng semakin mengeratkan pelukannya. "Bialin!! Uwi mo kut Kak Lunaaa." Aku sudah dibelakang mereka tidak membuka suara hanya memperhatikan keempatnya. Sepertinya mereka juga tidak menyadariku, kecuali Luna mungkin? Karena tiba-tiba saja ia memiringkan wajahnya seolah menatapku dengan bibir yang tersungging keatas. Aku heran kenapa dia suka sekali tersenyum.

"Dion ya?" Aku tersentak karena Luna mengetahui bahwa aku yang mendekati mereka, padahal aku tidak membuka suara sama sekali.

"Y-ya ini aku." Mendengar Panggilang Luna, ibu dan kedua adiknya menoleh, kulihat bu sarah juga terkejut. "Duh maaf ya Dion mau pulang istirahat ya? Ini Zoe adiknya Luna memang sangat dekat dengan Luna. Jadi agak sulit membujuknya pulang. Tunggu sebentar ya."

Aku yang tidak mengerti hanya dapat menganggukan wajahku, sembari menunjukan senyum terbaikku. "Uwi gak mo pulang ibuu. Uwi mau sama Kak Luna." Zoe kembali menangis karena mendengar perkataan bu Sarah. Luna kembali menenangkan gadis cilik itu dan Aku memilih izin pamit membiarkan mereka membujuk Zoe. Bukan bermaksud tak bersimpati, hanya saja kukira akan lebih baik mereka menyelesaikannya tanpa diriku. Toh aku tidak akan bisa berbuat apa-apa. Justru aku yakin Zoe sangat tidak menyukaiku karena aku bisa jadi dianggap Zoe seseorang yang telah merenggut kakak paling disayangnya.

Dan disinilah Aku memilih berdiam diri di depan kap mobil sembari bermain handphone membalas pesan teman-teman yang memberi ucapan selamat. Sudah 15 menit aku menunggu dan tak kunjung melihat Luna menghampiri diriku. Apa aku harus menjemputnya? Bisa jadi sekarang Luna kebingungan mencariku. Ah tapi seharusnya itu tidak terjadi karena seharunya ibu atau adiknya bisa mengatarkannya bukan?. Apa mungkin adiknya masih belum bisa di bujuk? Sebenarnya aku sudah sangat lelah ingin mengistirahatkan diri tapi aku juga harus menghargai Luna sebagai seorang kakak dan anak. Pasti Bukan hal yang mudah bagi Luna meninggalkan keluarganya, apalagi sepertinya Luna sangat di sayang semua keluarga.

Aku baru saja akan beranjak, memutar tubuhku tapi tahu-tahu Luna sudah di belakang. "Astaga! Kamu bikin kaget."

"O-oh maaf Dion!" Luna tampak bersalah, dan sialnya aku ikut merasa bersalah juga karena tanpa sadar membentaknya. "Tidak apa-apa, kamu sudah selesai? Zoe sudah mau ditinggalkan?" Untuk kesekian kalinya Luna tersenyum. "Sudah beres, uwi paling cepat luluh kalau diberi es krim. Tahu gitu seharusnya aku kasih sebelum dia nangis ya? Eh maaf kelapasan." Luna menutup bibirnya dengan tangan, aku tidak menyangka dia tipe gadis yang ceria dan tidak mudah canggung pada orang asing. Ya bagiku, kami masih orang asing yang tak saling mengenal.

"Ya sudah, sekarang kita pulang, kamu ikut aku ya." Bego Dion, ngapain juga nanya seperti itu. Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal. "Eh kamukan memang harus ikut aku ya."' Dengan wajah malu-malu Luna mengangguk, aku yang tidak mau lagi kelihatan seperti orang bodoh segera membuka pintu mobil, membantu Luna masuk kedalam. Setelahnya aku ikut masuk kedalam mobil. Entah aku merasa sepertinya kami akan cocok.

***

Aku gak tau kalian pembaca menganggap celotehan ini seperti apa, hehehe aku tahu ada dua ceritaku yang menggantung. Tapi alasan aku seperti itu karena respon kalian sendiri, cerita my precious husband cepat kelar karena banyk banget yang dukung, aku jadi semangat ngerjainnya, aku berterima kasih sekali pada orang2 yg baca terus kasih batu kuasa, atau kasih bintang, tapi karena di cerita yang lain termasuk ini tidak ada tanggapan atau sedikit banget yg nanggepin, aku jadi mikir apa cerita aku emang gak menarik ya. Ya gapapa sih aku gak menyalahkan, hehehe tapi karena aku menganggap gak ada yang tertarik aku jadi sesuka hati ngerjainnya juga. 😅😅 jadi bukan buat aku aja ya buat penulis yg lain yang berusaha bikin cerita yg baik, tolong kalau kalian suka dikasih dukungan gitu, biar kami penulis makin semangat, bahwa cerita kami memang ada yang baca bukan data gaib yang jumlahnya bisa ratusan ribu tapi yang vote 10 orang :( gak bayarkan ya? Apalagi ini cerita gratis loh. Udah deh maaf ya kepanjangan... thank you yg bersedia baca 💜💜


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C6
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login