Pagi yang indah, apa juga sangat indah, kalau di gunakan untuk bergosip. Jawabannya: bagi sebagian orang iya, dan sebagiannya lagi tidak. Untuk yang menjawab iya, itu artinya mereka sudah melihat kegiatan pagi para cogan-cogan IHS bersama kekasih mereka.
" Uhhh, gila bro , dalam bener tu kuburan gue gali" ucap Dion bersemangat.
" bukan lo yang gali, tapi anak buah orang tua lo, yang lo culik trus lo bawa ketempat pemakaman umum" ucap Xarly kesal, pasalnya dia juga ikut-ikutan di seret oleh temannya ini untuk menyaksikan penggalian kubur, untuk melancarkan rencana sahabat Ice mereka.
"nyulik, enak aja lo. Dady gue saja iklas, gue ambek bodyguardnya. Kenapa lo yang sewot"" balas Dion tak terima, dituduh seperti itu.
"iklas, dady lo yang iklas. Gue yang gak iklas. Acara kencan gue sama ica batal gara-gara lo seret gue ke pemakaman umum. Gila" Dion mengerutkan keningnya bingung. Perasaan kemaren waktu dia bawa Xarly. Xarly anteng-anteng saja ikut bersamanya.
"siapa tu Ica. Wah wah lo selingkuh dari monic ya. " Dion tak percaya dengan apa yang baru di dengarnya, sahabatnya yang sslatu ini, sudah mengalahkannya dalam hal selingkuh.
" wahhh monic monic...." Dion berteriak heboh. Memanggil monica yang jelas-jelas berada di sampingnya
Bukkk!!
" Anak setan, siapa yang sudah mukul gue. Wahh pengen di bunuh ni orang' Dion mengusap kasar kepala nya yang habis di jitak oleh seseorang yang ternyata berdiri di sebelahnya sedari tadi. Rasanya dia ingin membalas perbuatan menjengkelkann itu. Tapi di urungkan niatnya itu, sebelum gadis yang bernama monica itu melayangkan jitakan mautnya kembali, ke atas kepalanya.
" wooi pekak ni telinga guee" monic mengusap kupingnya yang sudah terasa sangat panas akibat teriakan teman pacarnya ini. Yang entah kenapa hari ini rada-rada gila.
"pacar lo sselingkuh, sama ica" adu Dion, mirip sekali anak kecil yang sedang mengadu domba musuhnya.
Daniel menatap heran temannya itu yang kemarin masih waras saat bersamanya. Tapi sekarang lihatlah. Dia benar-benar rasanya tidak ingin mengakui Dion seebagai temannya.
Pura pura amnesia deh gue, punya kawan kayak lo pada
"ica tu gue ya. Minica. Ica. Itu gue saraf" rasanya ingin sekali dia membunuh maklhuk di depannya ini. Masak sampai nama panggilan nya yang itu saja Dion tidak tahu.
"wahh . ternyata lo belum bisaa ngalahin gue ya. Ternyata lo gak bisa selingkuh. ' Dion berucap bangga. Membanggakan gelar playboynya itu.
"bukan teman gue sumpah."
" gak kenal gue sumpah"
" orang gila, orang gila"
Daniel akhirnya menggeluarkan kalimat yang sedari tadii ingin dia keluarkan itu. Tentunya ketiga temannya juga ikut-ikutan tidak mengenal Dion yang dalam mode gila itu. Minus Xarly yang masih asik meladeni Dion, alasannya Cuma satu. Dion sudah menghina gelar playbboy yang masih disandangnya.
****
Alexsa Prov:
Ada sesuatu yang aneh dengannya kali ini, sejak tadi malam dia seperti menghindariku, menatapku sejenak kemuadian melepaskan pandangan itu seolah tidak ingin menatapku dalam waktu yang lama.
"bagaimana sekolah kalian" itu suara momy ku, pagi ini kami sarapan bersama, sejak kepulangan kedua orang tuaku dari perjalanan bisnisnya, kami tidak pernah melewati acara sarapan bersama, hanya saja hari ini sseolah semuanya berada pada dunia nya masing-masing , itu semua karena kak Alex, dia begitu aneh hari ini, dan itu berdampak buruk pada suasana hatiku.
" semuanya baik baik saja mom" balas kak Alex tapi tetap saja dia menghindari tatapan mataku, menyeblkan.
" bagaimana persiapan pesta ulang tahunmu Alex" Daddy ku mulai bersuara, mungkin dia juga ingin tahu sejauh mana sudah persiapan yan dilakukan kak Aleex.
Sebenarnya semua persiapan itu akan dilakukan oleh orang -orang yang sudah diperintahkan oleh momy dan dady. Tapi dia bersikeras ingin mengurus semuanya sendiri. Tapi itu minggu lalu dia bersemangat membahas pesta itu , sejak tadi malam dia selalu menghindari topik itu. Bahkan baru pagi ini, dia terlihat kembali berminat untuk membahas itu lagi.
" Alex sudah memerintahkan asisten Alex mengurus semuanya Dady. " balas kak Alex.
Aku tidak percaya itu akan menjadi jawabannya, bahkan kemarin dia masih tidak mau orang lain mengambil alih pengurusan pesta ulang tahunnya.
" mom, Daddy kami berangkat dulu" kak Alex mulai berpamitan, aku mengikutinya, karena aku yakin dia tidak akan membiarkan aku pergi sendiri.
Dingin, ini bukan karena AC mobil, tapi sikap kak Alex benar-benar membuatku frustasi, karena aku tidak tahu dia kenapa.
"Kak Alex" panggilku. Memulai obrolan
"hn" ambigu, dia selalu seperti itu saat dia marah , selalu memberikan jawaban ambigu itu.
"kakak kenapa" tanya ku, yang hanya dibalasnya dengan tatapan dingin tanpa ekpresi
"kak" panggilku lagi, aku ingin dia membuka bibirnya lagi. Dia tidak bisu. Dan aku bukan para wanita diluaran sana yang sangat mengidolakannya, jadi dia tidak perlu bersikap seperti itu.
"ada apa" ulang ku lagi
" tidak ada" jawabnya bohong, tentunya ada apa-apa, kalau tidak mana mungkin dia kan bersikap seperti itu,
"kakak bohong" balasku kesal
"kamu tentu tahu apa itu kebohongan" balasnya yang membuat aku mengernyit bingung,
"maksud kakak apa" apa hanya pemikiran ku saja, tapi ada maksud lain dari ucapannya itu.
"kita sudah sampai, ayooo" bukannya menjawab, dia malah turun dari mobil dan berlalu pergi, menemui teman-temannya yang sudah seperti ibu-ibu arisan, ngerumpi di tempat parkir sekolah, gak banget.
Ooo lihatlah bahkan teman-temanku pun ada di situ, benar benar pasangan-pasangan ajaib.
END Lexsa Prov:
"apa kalian sedang bertengkar" tanya Dion heran melihat Alex tidak menggandeng tangan Lexsa seperti biasanya.
"siapa yang bertengkar" tanya Alex seolah tak tahu apa-apa. Lexsa menatap Alex geram , seolah ingin menendang Alex jauh-jauh dari nya sekarang.
" bagaiman rencana lo kemaren, kita sudah pada siap ni" Xarly berucap dengan semangat. Jangan lupakan Reno yang sudah sangat bersemangat memalas pernyaaan Xarly dengan anggukan antusias
" siap apaan' tanya Lexsa heran, pasalnya dia tidak tahu apa-apa
" pacar lo, sudah matikan, kami sudah menyiapkan segala sesuatu untuk penguburannya. " ucap Dion yang ikut ikutan bersemangat , seolah kekesalannya pada Xarly sudah hilang semua.
"dari kuburan, air kembang tujuh rupa. Kain kafan. Semuanya sudah komplit deh. Betulan" Bella rasanya ingin melabban mulut kekasihnya ini yang sudah ikut ikutan gila seperti Xarly dan Dion.
ALexsa tersenyum sinis. Matanya menatap tajam semua lelaki disana.
Mereka pasti mau mati!
" lo pada mau mati hah" Lexsa berteriak jengkel, apa apaan mereka yang mendoakan pacarnya meninggal, benar-benar pengen dimatikan ini orang.
" kalian sudah menyiapkan semua. bagus " balas Alex antusias. sepertinya dia belum lupa dengan rencananya itu.
" kakakkkkk" teriak Lexsa jengkel. apa apaan kakaknya ini. kenapa malah ikut-ikutan kegilaan teman temannya.
" apa" balas Alex dengan ekspresi datarnya. seolah tak terjadi apa apa.
" apa kakak gila. menyiapkan kuburan untuk orang yang masih hidup. " Lexsa berucap jengkel. dia seolah sedang berbicara bukan dengan saudara nya.
" kita bunuh dia habis pulang sekolah" Alex tidak memperdulikan. tatapan jengkel nan marah yang berasal dari gadis di sampingnya.
" siapp boss" semua yg berjenis laki laki. berteriak semangat. bahkan Daniel yang sedari kemaren masih waras. sekarang hilang entah kemana kewasarannya.
" kakak gila. aku benci kakak" Lexsa berteriak jengkel. rasanya dia ingin menampar kakak nya itu. mungkin dengan itu bisa menyadarkannya dari kebodohannya.
" aku lebih benci. seseorang yang sudah mengambil perhatianmu Lexsa. dan menyingkirkannya adalah jalan satu-satunya " Lexsa menatap bingung. perempatan siku muncul di jidatnya. kata kata kakaknya tu benar benar aneh.
" jangan membuatku marah Lexsa. kamu pacaran dengannya bukan berlandaskan cinta" lanjut Alex lagi. sebelum meninggalnya adiknya dan teman temannya yang menatap bingung atas kepergiannya.
tatapan itu. itu aneh. tapi entahlah.
Daniel berpikir keras. semua yg terjadi hari ini itu aneh baginya. tatapan yang diberikan Alex pada Lexsa itu persis seperti tatapan yang berikan Alex saat mereka sedang berenang di kediaman Wilshon beberapa bulan lalu. dan sekarang dia melihatnya lagi.
" ayo pergi. 5 menit lagi masuk" ucap Reno membuyarkan lamunan mereka.
" Princess Lexsa gak usah khawatir, kalau putus sama Corner. kan ada Prince Dion . kan kan" mulai deh kumatnya si Dion. pikir Daniel jengkel.
temannya yang satu ini masih saja bertingkah seperti itu padahal singa jantan bakalan selalu siap memangsanya.
jangan sampai deh tu kuburan yang awalnya untuk Al berganti pemilik. jadi nama Dion..
Daniel bergidik ngeri jadinya. memikirkan semua itu.
Alex Prov:
Aku tidak akan membiarkan ini terjadi Lexsa. kamu mengabaikanku. kamu melupakanku. aku yang mengisi hati mu. tapi kamu mengabaikannya. kamu tidak mencintainya seharusnya kamu memutuskannya. bukan menunggu aku bertindak.
aku menyangimu. meletakkanmu di atas segala kepentingganku. meninggalkan semua wanitaku. karena hanya kamu yang dapat memutuskan siapa wanita yang pantas untukku. bukannya aku sudah memberikan hak itu padamu. sebagai saudara yang sangat menyayangimu. tapi ternyata kamu tidak membiarkan ku menilai pacar baru mu. yang kamu pacari bukan berlandaskan cinta..
Terkadang memang aku harus bertindak membasmi para serangga itu untuk mu.
******