Skylar saja belum tentu mengirimkan pesan atau menelepon gadis itu seminggu sekali, kecuali sedang amat malas untuk bergerak dan turun ke bawah untuk menemui pelayannya itu sendiri. "—Kau kenal dia darimana dan kapan? Lalu kenapa kau baru bilang padaku sekarang, Alexa? Baiklah, sekarang ceritakan semuanya padaku."
Sepasang iris coklat Alexa sempat bertemu dengan mata sang pemuda sessat ketika tubuhnya dibalikkan, namun dia kembali mengalihkan pandangan, menatap pada tangannya yang saling terkait dan bergerak-gerak gelisah.
Dia bingung harus menceritakan dari mana, karena tidak mungkin Alexa mengatakan membuka diri pada orang lain hanya harena sebuah hal sepele yang terus mengganggunya.