Melalui ekor matanya, Tasia mendapati sebuah bayangan hitam yang perlahan semakin membesar, mendekat ke arahnya. Ia menoleh, kedua matanya bertemu dengan dua mata besar berwarna hitam dengan iris kuning menyala, hampir sama seperti milik suaminya. Namun itu bukan Hadyan. Sosok itu hendak menangkapnya.
***
Argani masih bersembunyi di sekitar karang-karang laut yang tumbuh tinggi. Ia menyamarkan dirinya di antara batu-batu itu, menutup auranya sendiri agar tidak disadari oleh penjaga yang sesekali berpatroli melewati perbatasan.
"Bajingan! Sampai kapan aku harus menunggu begini?!" Gumamnya.
Namun tidak lama, bagai sebuah angin segar, ia melihat sebuah kapal yang terbuat dari perak berlayar dari kejauhan. Ia sangat yakin bahwa kapal tersebut adalah milik Dewi Sri, ratu pemimpin kerajaan perak.
Buku yang dibaca Tasia, ada di bab 92. 91 Tanpa Hadyan
Trimakakasih buat teman2 yg sudah membaca.. semoga suka jalan ceritanya.. \^^/