Ali bin Abi Thalib
Berani Membela Nabi Meskipun Masih Kecil
Ali hidup dalam keluarga yang serba kekurangan. Saudara kandungnya banyak. Ayahnya bernama Abu Thalib. Ketika Makkah dilanda musim paceklik yang panjang, Abu Thalib mengalami kesulitan ekonomi. Mengetahui kondisi pamannya yang sangat berjasa dalam hidupnya, Muhammad membicarakan tentang rencananya kepada Khadijah. Lelaki mulia itu berencana meringankan beban pamannya dengan mengajak Ali tinggal bersamanya. Khadijah menyambut dengan baik rencana mulia tersebut.
Setelah tinggal di rumah Rasulullah, Ali menyaksikan Rasulullah dan Khadijah menunaikan shalat. Kemudian dia menanyakan apa yang dilakukan keduanya. Rasulullah menjelaskannya sekaligus memaparkan Kerasulannya. Lalu beliau menawarkan kepada Ali untuk mengimani risalahnya. Namun Ali meminta waktu untuk berpikir. Ali berencana untuk mendiskusikan masalah tersebut kepada ayahnya. Tetapi dia berubah pikiran. Ali berpikir bahwa Allah menciptakan dirinya tanpa berdiskusi dulu dengan ayahnya. Maka Ali juga ketika memutuskan untuk masuk Islam tidak harus berdiskusi dahulu dengan sang ayah.
Tanpa sepengetahuan sang ayah, Ali masuk Islam sehari setelah Rasulullah diangkat menjadi Rasul. Seperti yang dikutip Muhammad Raji, Anas bin Malik menuturkan bahwa Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul pada hari Senin, Sementara Ali memeluk Islam pada hari Selasa.
Suatu hari, Nabi Muhammad mengumpulkan seluruh keluarga besarnya, Bani Hasyim. Dia menyampaikan dakwah Islam sekaligus meminta dukungan dari mereka. "Siapakah yang akan menjamin hutangku dan janji-janjiku, bersamaku di surga dan menjadi penggantiku dalam keluarga?" tanya Rasulullah. Abu Lahab berdiri menentang dan menghujatnya. Tiba-tiba, orang-orang yang hadir dibuat tercengang. Ali yang masih kecil berdiri, lalu dia berkata, "Aku, ya Rasulullah!"