Jika melepasmu bisa membuatmu bahagia, akan aku lakukan. Saat hatiku sudah penuh dengan luka yang kau buat dan aku masih bertahan. Kini melihatmu bersama yang lain dengan penuh tawa membuatku sadar. Aku hanya datang sebagai pengganggu.
Aluna
***
Kejadian di cafe sudah berlangsung beberapa bulan yang lalu. Selama itu Kynan rajin menjemput Aluna dengan dalih menjemput Kendra. Kynan belum mengatakan jika dia mencintai gadis itu, tetapi sifat possesif pria itu terlihat menonjol. Sifat Kynan yang berubah-ubah kadang membuat Aluna bingung. Ada apa sebenarnya dengan pria ini?
"Kemana Luna?" tanya Kynan kepada Kendra yang baru saja memasuki mobilnya. Merasa diacuhkan oleh adiknya Kynan menatap tajam kearah Kendra. "Kemana dia? Pergi kelayapan?!"
"Dia pergi dengan Toni. Sudahlah kak. Jangan ganggu Luna lagi. Urus saja urusanmu dengan wanitamu." ucap Kendra santai tanpa menatap wajah Kynan. Kynan yang mendengar ucapan adiknya menatap tajam dan kaget. Darimana adiknya ini tau jika dia sedang mencoba kembali dengan mantan kekasihnya?. Kendra memang berbeda dengan Kynan yang sangat jenius. Dikelasnya dulu Kynan selalu mengikuti kelas akselerasi, sehingga tidak heran saat ini Kendra masih kuliah di semester akhir disaat kembarannya sudah memegang salah satu perusahaan orangtuanya. Apalagi Kendra mengambil jurusan kedokteran yang membutuhkan waktu sedikit lama dibanding dengan perkuliahan lainnya.
"Aku dan Luna melihatmu berjalan dengan mesra kemarin siang. Biarkan Luna bahagia. Jangan buat sahabatku kembali menangis.Luna selama ini mencintaimu tapi kamu malah memilih wanita jalang itu dari pada gadis baik-baik." ucap Kendra sambil masuk kedalam mobil yang diikuti Kynan.
"WTF!!" Teriak Kynan tidak terima jika adiknya meminta menjauhi Aluna. Dia sendiri tidak paham. Kenapa dia masih menginginkan gadis itu disaat Vania kembali datang kehidupnya. Selama Vania datang dan meminta untuk kembali, Kynan memang belum memberi jawaban apapun. Hatinya masih ragu dengan pilihan yang akan dipilihnya.
"Biarkan Aluna bahagia. Apalagi dia mendapat beasiswa keluar negeri dan dia menerimanya. Dia sedang mengurus paspor dan visanya." informasi yang diberikan Kendra membuat Kynan menekan rem secara mendadak. Entah kenapa hatinya tidak ingin jika Aluna pergi jauh dari sisinya.
"WTF! GILA KAMU YA!! Teriak Kendra karena kepalanya terbentur dashboard saat Kynan menginjak rem secara mendadak.
"Kenapa?"tanya Kynan mengacuhkan teriakan adiknya yang kesakitan.
"Kenapa apanya?"
"Kenapa Luna bisa mendapat beasiswa? Kenapa dia pergi?" pertanyaan- pertanyaan yang membuat Kendra semakin jengah dan memutar bola matanya kepada kakaknya ini. Dasar kalau memang cinta kenapa tidak mengaku saja. Kenapa harus menyiksa diri. Dasar Kynan bodoh!
"Ya dia memang pintar dan dia juga mau sukses lah! Biar tidak ada yang mengatakan dia udik lagi, dan biar dia mendapatkan pasangan yang benar-benar mencintainya. Apalagi Toni juga membantunya. Toni akan mengikuti Luna mengambil kuliah di luar negeri juga. Luna sudah mendapat tawaran beasiswa dari beberapa bulan yang lalu, tapi karena rasa cintanya kepada seorang pria bodoh, dia menangguhkannya. Tapi, sekarang hatinya sudah mantap. Dan aku mendukungnya." Jawab Kendra panjang lebar tanpa peduli saudaranya sudah mengepalkan tangannya di setir mobil, dan gerahamnya terlihat mengeras menahan emosi.
Dengan pikiran yang masih berkecamuk Kynan menjalankan mobilnya kembali. Mengantarkan adiknya pulang lalu dia akan kembali lagi ke kantornya.
"Jika gadis itu ingin pergi ya pergi saja! Kalau dasarnya udik ya akan tetap udik." ucap Kynan santai menutupi emosi yang berkecamuk di dadanya. Ucapan Kynan membuat Kendra semakin emosi. Tidak pernah ada di dalam pikirannya, Kynan yang sangat menyayanginya bisa berkata sejahat itu untuk sahabatnya.
"Ya biarkan dia bahagia dan membuatmu berada dalam lembah penyesalan seumur hidupmu!"
Tanpa disadari Kendra, Kynan mengerutukkan giginya menahan amarah. Kenapa emosinya kembali tersulut mendengar kata-kata adiknya itu.
***
Sesampainya dikantor Kynan mencoba menghubungi ponsel Aluna.
Tut....tut....tutt.....
Nada panggilannya untuk Aluna sudah terhubung tetapi tidak lama kemudian panggilannya di reject oleh Aluna membuat Kynan meremas ponselnya dengan erat. Kynan terus berusaha menghubungi ponsel Aluna dan selalu berakhir dengan hal yang sama. Kynan melempar ponselnya dengan sedikit membanting ke atas meja. Emosi menyelimuti hatinya.
Pintu ruangannya diketuk dari luar. Setelah dia menyuruh masuk orang yang berada diluar, muncullah Vania dengan senyum manisnya. Vania bisa disebut sebagai wanita modis dan sangat sukses, penampilannya digunakannya untuk menarik pelanggan karena dia adalah seorang desainer. Hubungan Kynan dan Vania bukan sekedar pasangan anak muda yang biasa saja, hubungan mereka dulu sudah sangat jauh dan bukan munafik Kynan sudah pernah berhubungan badan dengan wanita itu, itupun bukan yang pertama bagi Vania tetapi itu pertama kalinya bagi Kynan. Vania adalah mantan pacar Kynan saat High school. Kehidupan diluar negeri memang sangat bebas, sehingga hubungan badan bukanlah hal yang tabu, tetapi tidak di Indonesia. Di Indonesia hubungan badan sebelum adanya ikatan pernikahan sangat tabu.
"Hai, babe! Sibukkah kamu?" tanya Vania sambil berjalan menggoda ke arah Kynan. "Maukah kamu jalan denganku? Kita dinner?"
"Hemm.... Aku masih ada kerjaan. Kalau lain kalai saja bagaimana?" tolak Kynan halus, sebenarnya bukanlah sebuah pekerjaan yang akan dilakukan kynan tetapi pria itu ingin mendatangi tempat tinggal Aluna. Meminta penjelasan gadis yang mulai nakal menurut Kynan.
"Ouh, tidak bisa ya?" Vania terlihat kecewa dan mengerucutkan bibirnya, Vania mencoba menggoda Kynan dia duduk dipangkuan Kynan, kynan yang mendapat godaan dan rangsangan sebagai pria normal dia menikmatinya. Vania duduk miring di pangkuan Kynan. Mencium bibir Kynan yang lama-lama menjadi sebuah lumatan. Kynan membalas ciuman Vania dengan sama-sama liar. Lidah mereka saling beradu dengan ganas. Saat jemari tangan Vania mulai melepaskan kancing kemeja Kynan, pintu ruangan Kynan diketuk dari luar.
Vania terlihat kesal kegiatannya terganggu sedangkan Kynan bernafas lega, hampir saja dia terjerat rayuan Vania. Dia akui Vania memang wanita yang menggairahkan, tubuhnya yang seksi dan pakaiannya yang selalu modis membuatnya selalu bergairah. Pria mana yang tidak bergairah melihat Vania? Jika ada berarti pria itu bukan pria normal, alias golongan hombreng.
Seseorang diluar ruangannya yang menyelamatkan Kynan tak lain adalah Fino sekretarisnya yang menyampaikan jika metting dengan investor akan diajukan sehingga Kynan harus menghadiri metting dengan segera.
"Sorry, aku harus pergi." ucapnya sambil menatap Vania tidak enak. Selama ini dia tidak pernah mengacuhkan wanita itu. Vania adalah wanita tipe-nya untuk menjadi pendampingnya.
" No problem. I'll be waiting for you. In my place." ucap Vania sambil mengecup bibir Kynan singkat. Kynan tersenyum dan mengantar Vania keluar ruangannya.
Seusai kepergian Vania, Kynan menghembuskan nafas lega. Kynan segera melangkah menuju tempat meeting dan kembali ketemoat Aluna untuk memberi sedikit hukuman untuk dia.
***