"Apakah sudah dimulai?"
Kameramen didepan memberikan tanda oke disana, dan pria tampan reporter yang mengenakan jas hitam segera mengambil nafas dan berkata dengan nada tegas namun tepat.
"Pagi hari ini, pukul 07:20 waktu Inggris. Kami telah menerima berita menyedihkan mengenai kematian Mantan Raja Inggris, Raja Sean David yang tergotny!"
"Semua warga Inggris telah menyiapkan acara pemakaman terbaik bagi mantan Raja kami karena ini lebih dari sekadar peristiwa meninggalnya mantan Raja Inggris!"
"Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa hampir 70 tahun pemerintahan Absolut Monarki Tersendiri dari Dunia yang terpanjang dalam sejarah Inggris itu sendiri telah berakhir, atau mungkin kita bisa menyebut ini sebagai masa gemerlap sebelum terbenamnya."
"Sebelum kenaikan tahta Raja Samael tercinta kami, pemerintahan melaksanakan tugas kerajaan mereka dengan semena-mena, dan sebab transisi ke generasi berikutnya adalah waktu yang tidak stabil sehingga menghasilkan penderitaan terbesar bagi kita semua."
"Kepemimpinan Absolut Monarki ini memang dapat menimbulkan keraguan tentang nilai kerajaan kita di dunia saat ini."
"Ini mungkin menjadi akhir dari sebuah era dan pertanyaan atas kepemimpinan Inggris yang lebih luas tentang peran kita di Dunia pada abad ke-21 ini."
.
.
.
Reporter tampan itu mengatakan beberapa hal yang bagus, tapi reporter bukan hanya dia saja, tapi disampingnya masih ada beberapa reporter yang saling membawakan berita mereka ke markas utama mereka.
Bahkan salah satu dari reporter disana tengah mewawancarai McClure, penulis "The King's True Worth: Unravelling the Public & Private of King Sean."
"Tuan McClure, bisakah Anda memberikan kepada pemirsa beberapa gambaran mengenai bagaimana arah kelangsungan Inggris tercinta kami setelah kematian Raja Sean?" tanya reporter cantik lainnyaa.
McClure dengan nyaman berkata, "Menurut saya, kematian Raja Sean akan berdampak besar pada orang-orang yang mempertimbangkan kembali nilai monarki, bagi kehidupan Inggris dan sebagai institusi politik saat ini."
"Inggris kami sekarang, telah dipimpin oleh Raja Samael yang memiliki peran formal sebagai kepala negara dan juga Penegak Hukum sebagai anggota keluarga Duodere. Semua kekuasaan benar-benar berada di tangannya....dan, sebagai Raja Surga yang dipilih oleh Malaikat Agung, dia juga bisa dikatakan sebagai kepala Gereja Inggris, dan dia masihlah kepala angkatan bersenjata sebagai simbol yang kuat di Dunia."
"Nilai Monarki masih lekat pada kami, dan pemimpin monarki masih akan tetap berlanjut meski Raja Sean telah tiada dan digantikan oleh Raja Samael yang dikenal karena telah mereformasi Inggris. Tapi, apakah semudah itu? Tidak! Hal seperti ini tidak bisa diubah bahkan dalam satu dekade."
McClure bahkan menegaskan, "Bahkan tahun ini, Duke Duodere masih menjadi pemimpin yang memberikan pidato penetapan prioritas pemerintah Inggris pada awal tahun parlemen, dan secara formal menandatangani undang-undang dengan agendanya sendiri."
"Keterkaitan antara Monarki Inggris bukanlah era awal yang baru dan terlalu susah untuk dirubah."
Reporter wanita cantik itu mengangguk dan bertanya, "Tapi Tuan McClure, Inggris bukan satu-satunya tempat Raja Samael kami menjadi kepala negara. Raja kami juga merupakan Raja bagi Australia, Canada, Selandia Baru dan beberapa negara kepulauan, serta kepala Persemakmuran Inggris. Dia masihlah pemimpin dari asosiasi 54 negara, yang hampir semuanya pernah berada di bawah kekuasaan Inggris, bagaimana menurut Anda mengenai ini?"
"Di tempat-tempat itulah transisi ke generasi berikutnya akan mulai menimbulkan banyak pertanyaan..." kata McClure, seorang sejarawan dan juga seorang penulis buku ini.
"Monarki Inggris akan selalu ada, tapi itu masih menjadi yang paling rentan. Saat terkuat seseorang juga saat terlemah mereka, kurasa pepatah ini sudah kau dengar?"
"Ya!"
"Kalau begitu, di tahun-tahun mendatang bukan hanya di Inggris, tetapi di Persemakmuran atau negara bagian lain yang saat ini mengakui Raja Samael sebagai kepala negara, kerentanan mungkin akan terjadi. Tapi sekarang, kita hanya harus berkabung akan kepergian Mantan Raja kami." kata seorang pria disamping McClure yang mana dia adalah Gristwood, penulis "Samael: The King and the Crown."
.
.
.
Banyak berita aneh tersebar mengenai masalah ini, termasuk apakah Monarki akan berlanjut, apakah kematian Raja Sean disengaja, atau mungkin ini memang rencana yang sudah dilakukan Raja Baru?
Pada dasarnya banyak berita miring terlibat, tapi kematian Raja Sean hanya menjadi bahan cibiran rakyat.
Bahkan kalimat, "Seumur hidup berarti seumur hidup" menjadi sangat viral baru-baru ini.
Mereka meremehkan, membenci, dan sangat tidak merasakan apapun dengan kematian Raja Sean.
Samael sendiri yang saat ini ada di aula tempat peti mati berisi Raja Sean diletakkan, diam-diam melihat keluar melihat banyaknya kesibukan aneh karena masalah kematian Raja Sean ini.
Di aula yang sangat ramai ini, tidak ada yang mau berbicara dengan Samael mengenai masalah sensitif ini.
Samael berbalik dan melihat lusinan sosok wanita cantik yang berkabung di sekitar peti mati Raja Sean, dan dua diantaranya adalah Victoria dan Charlotte.
Kedua wanita cantik ini masih memiliki wajah tenang dan diam-diam keduanya meletakkan karangan bunga di tepi sisi peti mati itu.
Mereka anehnya tenang tidak seperti para harem Raja Sean lainnya yang menangis dan sedikit menyesal disana...
Tapi ini wajar, baik Victoria dan Charlotte saat ini hanya memiliki Samael di hati mereka. Mungkin ada yang jijik dengan perilaku ini, tapi inilah kehidupan di Dunia yang busuk ini.
Keadilan yang berlebihan akan dibenci, dan kejahatan yang berlebihan akan diadili.
Dan saat ini, Samael akhirnya berjalan perlahan menuju peti mati itu, dan melihat kedatangan Samael, yang lain segera membuka jalan.
Mengenakan jas hitam khusus, Samael akhirnya sampai dan melihat wajah putih tak bernyawa dari Raja Sean.
"...Kenapa kau tersenyum dengan sebegitu indah dan tenangnya saat kematianmu? Apakah kau tidak tahu, semua kebencian yang seharusnya menjadi milikku telah diambil semuanya olehmu, dan sebaliknya, semua jasa baikmu sekarang dihancurkan hanya demi prestiseku."
"...."
Tentu saja tidak akan jawab, malahan jika dia menjawab, itulah yang menakutkan!
Samael menggertakkan giginya dan berbisik, "Kau sialan, sekarang kau dengan damai pergi ke sisinya, tapi dosamu sekarang aku tanggung."
"Kau curang, Raja Sean."