Yoga kembali memandang Pak Cipto, kemudian dia menundukkan pandangannya lagi. Menghela napas panjang lalu dia memasang senyum simpul.
"Oke, jika memang bukan, aku tutup teleponnya dulu," ucapnya kemudian.
Pak Cipto entah mengapa merasa hal aneh dengan mimik wajah dari bosnya itu, dia memandang bosnya yang tampak lebih dingin dan seram dari pada sebelumnya.
"Pak Yoga?"
"Lain kali jangan bicara hal yang tidak benar lagi, Pak Cipto. Biar bagaimanapun, Lintang adalah sepupuku. Aku tidak mau kalau sampai Lintang merasa tak nyaman bekerja di sini hanya karena ucapan orang-orang yang ingin menjatuhkannya,"
"M… maksud Pak Yoga?" tanya Pak Cipto yang agaknya kaget dengan sindiran dingin dari Yoga. Dan Pak Cipto tahu, sindiran itu adalah untuk dirinya.
"Pak Cipto boleh kembali bekerja, dan tidak perlu membahas hal-hal seperti ini,"
"Baik, Pak!" putus Pak Cipto kemudian.