Fruit 316: Dia pun Pergi
"Maaf aku mendatangimu dalam mimpi, Andrea. Karena sepertinya susah mengajakmu bicara saat kau sadar."
Dante mendekat. Andrea mundur. Ternyata dia tak bisa menggunakan kekuatannya dalam dunia mimpi. Ini bahaya!
"Mau apa mendatangiku di mimpi?"
"Tolong dengarkan aku dulu, Andrea..."
"Ogah!" tegas Andrea.
"Bisakah kita bicara secara normal, Andrea?" pinta Dante sembari menunjukkan raut nyaris putus asa. Ia tau ia sangat berdosa pada gadis itu, dan memang wajar saja bila sang Cambion menunjukkan kebencian tiada harap ke dirinya. Namun... Dante sangat ingin--
"Dari awal pertemuan kita tidak pernah ada yang normal, tuan hebat," tegas Andrea menyuarakan sarkas halusnya. "Bukankah hari-hari yang kita lalui teramat luar biasa? Aku diintimidasi, dilukai, lalu diteror... dan akhirnya... di- di- ahh, sudahlah. Bagi lelaki brengsek sepertimu tak akan paham."