***
Sesekali angin berhembus pelan, menabrak pepohonan dan menciptakan gemerisik dedaunan yang saling bertabrakan. Cahaya matahari sore ini juga tidak seterik siang tadi. Sehingga suasana terasa begitu sejuk.
Begitu damai.
Seperti jiwa-jiwa yang terkubur di dalam sana.
Usai berdo'a untuk Davino, Alta tidak bicara apapun lagi. Begitupula dengan Lamanda. Mereka sama-sama diam menikmati hening yang membuat keduanya merasakan bagaimana tentramnya menyingkir sejenak dari bisingnya kota Jakarta.
Keduanya larut pada pikiran masing-masing. Tentang bagaimana waktu bisa berjalan secepat dan semenakjubkan ini. Tentang bagaimana takdir bisa membuat plot twist yang menghantarkan mereka pada banyak pertanyaan yang sebagian belum terjawab. Juga tentang bagaimana bisa mereka senekat ini pergi dan sampai kesini. Padahal Kalka sudah melarangnya.