Download App
5.83% Journey of Ara / Chapter 7: Kencan Pertama

Chapter 7: Kencan Pertama

"Bu Rania, maukah menemaniku ke mall malam Minggu ini?" ini adalah undangan pertama buat Rania dari seorang Ara. Ara mulai memberanikan diri agar tidak kesepian di hari Sabtu malam Minggu. maka ibu Rania menjawab dengan kebingungan . "memangnya kamu akan kesepian malam Minggu ini ? jika iya, boleh , aku mau tapi tidak boleh berduaan. Aku akan mengajak suamiku".

Ara dan Bu Rania bersama dengan suami Bu Rania pergi bersama di hari Sabtu malam Minggu. Mereka bertiga sebagai sebuah keluarga dalam hubungan bisnis sehingga tidak ada kecurigaan sama sekali dari suami Bu Rania terhadap Ara dan Bu Rania juga tidak merasa ada suatu yang istimewa karena merasa hanya menemani Ara yang sedang membutuhkan teman di hari Sabtu nya karena Ara anak kos, jadi pasti ada kalanya , butuh teman.

Ketika kaki menyentuh lobi mall, maka Ara melakukan tindakan nyeleneh yang menyebabkan ibu Rania terkejut. Dia memainkan lift dan menggoda ibu Rania. Kemudian ibu Rania terkejut dan agak kesal dengan tingkah laku Ara yang iseng memainkan lift. Ara ternyata seorang anak yang jail dan suka iseng walaupun terlihat pendiam dan kalem.

Ara memendam sebuah rasa yang tidak diketahui oleh ibu Rania dan suaminya Bu Rania. Ibu Rania duduk berhadapan dengan Ara dan tiba tiba suaminya Bu Rania pamit dan membiarkan Ara dan Bu Rania berbicara berduaan dalam durasi waktu sekitar 2 jam karena suami Bu Rania memiliki janji dengan partner bisnis yang sengaja di undang ke mall tersebut. Maka Ara menggunakan kartu yang diberikan oleh suami Bu Rania untuk memesan makanan dan mencari beberapa menu untuk dihidangkan di depan Bu Rania. Bu Rania hanya bisa mengamati tingkah laku Ara yang sedang bingung mencari makanan dan ternyata Bu Rania memesan menu yang sederhana yaitu Kuetiaw dan empek empek disertai buah. Dan ada satu minuman khas yang sangat disukai Bu Rania yaitu Blackcurrant. Ara dan Bu Rania makan berdua, saling berhadapan dan saling bercerita. Bu Rania bertanya kepada Ara, "kamu punya pacar di Solo atau bagaimana ?". Ara menjawab "pernah punya tapi saya belum punya uang untuk menikah, jadi dilepaskan dulu". ibu Rania pernah berfikir, mengapa ketika bekerja, Ara sangat fokus dengan pekerjaannya dan tidak ada suara hp yang menandakan bahwa dia diganggu oleh pacarnya. Sepertinya dia sedang ingin fokus dengan karirnya sehingga tidak ingin pacaran walaupun jarak jauh atau LDR.

Ara adalah anak muda yang cerdas dan dalam karirnya, akan cepat bertumbuh dan mendapatkan posisi Manager. Dia juga sangat rajin dalam kuliahnya walaupun banyak gangguan dari berbagai wanita yang bisa jadi bukan pacarnya Ara namun berharap dianggap menjadi Pacar.

Pertemuan malam hari itu, bagi Ara adalah kencan pertama disaat dia bisa mengenal Rania dari dekat. Namun bagi ibu Rania, itu adalah pertemuan biasa saja karena dia hanya menemani suaminya bersama dengan rekan bisnisnya dan Ara bersedia ada disamping ibu Rania, pada saat ibu Rania akan kesepian. Jadi bagi Rania, tidak ada satu hal pun yang istimewa dari pertemuan tersebut. Ara berkata lain, hatinya mulai merasakan ada detak jantung yang berbeda, dan sepertinya ada virus merah jambu di hati Ara. Ara mulai merasakan sesuatu yang berbeda setiap kali Ara bisa berada di dekat ibu Rania. Hari ini adalah hari yang indah buat Ara.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C7
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login