Nisa kaget melihat perlakuan Adit yang cuek pada wanita itu, sampai-sampai dia tega membiarkan wanita itu jatuh tersungkur di hadapannya.
Adit pergi meninggalkan keisya yang masih terduduk di lantai , wanita itu tampak kesal dan menggertakan giginya. Aditya tidak mempedulikan apa perkataan orang yang melihat kejadian itu, penonton terdiri dari dua kubu, ada yang kasihan dan simpati pada Keisya, mereka memandang kesal pada Aditya, karna menganggapnya tak berperasaan. Dan ada yang melihat ulah wanita itu dari awal, mereka mencemooh wanita itu dan salut pada Adit.
Adit berjalan ke arah Nisa, dia membawa belanjaan Nisa dengan sebelah tangan, dan tangan yang lain menarik tangan wanita itu, wajahnya amat kesal.
"Jangan kau ulangi lagi, nggak ada guna" kata adit sewot.
Nisa hanya terdiam melihat Aditya yang ngambek dan ngikut aja di tarik Aditya
"Maafkan aku... " Katanya setelah beberapa saat.
"hm.. baiklah, sekarang kita cari untuk yang akan kau masak" Kata Aditya lalu masuk ke minimarket.
Mereka memilih beberapa barang yang dirasa perlu, Nisa mengambil secukupnya saja, karna dia yakin adit akan membayar semua itu.. jadi dia mengambil hanya sedikit barang yang diperlukan untuk esok hari, karna besok dia sudah gajian dan bisa membeli keperluannya sendiri.
" Sudah, aku rasa sudah cukup" Kata Nisa.
"Hanya segini? " Tanya Adit.
"Ya, sudah cukup" Jawab Nisa dan langsung pergi ke kasir. Adit hanya mengikuti, lalu membayar semuanya.
"Baiklah, kita pulang sekarang? " tanya Aditya lagi, dia berharap Nisa akan meminta untuk berkeliling , tapi Nisa malah mengiyakan.
'Nggak papalah..lagian dia juga tinggal di sebelah' Batinnya.
Sesampai di apartemen nya, Nisa mempersilahkan Aditya masuk, dan menawarkan untuk minum teh, Adit melihat jam tangannya dan berkata..
" Sudah hampir pukul sepuluh, apa tidak apa-apa aku di sini? "
" Oh iya, sebaiknya kau pulang" kata Nisa sambil menutup pintu. Adit cepat-cepat menahannya dan berkata..
"Apa kau serius mengusirku? kau ramah sekali. " kata Adit kesal.
"Aku mau minum teh" Sambungnya lagi, dan langsung masuk kedalam apartemen Nisa. Nisa hanya bengong melihat ulah laki-laki itu, 'Pas ditawarin malah nolak, disuruh pulang, malah ngambek, dia ini cowok dewasa 30 tahun, atau ABG 13 tahun ya? 'batin Nisa.
Akhirnya.. Adit berhasil juga mendapatkan segelas teh dari Nisa, dia benar-benar menikmati meminum teh itu.. setetes.. demi setetes.. entah kapan akan habisnya teh itu.
"Adit... udah hampir pukul sebelas malam.. ntar kamu sampai di rumah kemalaman" Kata Nisa yang mengusir Adit secara halus.
"Nggak papa" Jawabnya cuek.
Nisa menghela nafas panjang, dan berkata
"Adit... udah malam.. sebaiknya kamu pulang" Kata Nisa memelas, dia benar-benar takut dengan omongan orang, bisa - bisa di usir sama pemilik Apartemen ini. Nisa tak tau sang pemilik lagi menikmati teh buatannya.
"Iya.. baiklah.. aku pulang.. kata Adit sambil berdiri..
" Adit... " kata Nisa sedikit gugup, dia takut Adit akan marah.
" Ya.... " Kata Aditya sambil berbalik.
" Maaf.... bukan mengusirmu ya" katanya sedikit canggung..
"Ya... ku kira tadi mau ngasih kecupan selamat malam.. " Kata Adit dengan Nada kecewa.
"Apa? " Kata Nisa tak menyangka Adit akan bicara begitu.
"Kau memang patut diusir.. Sana pulang" Kata Nisa kesal, sambil mendorong Adit ke pintu, dia hendak melihat Adit sampai menghilang dari pandangannya, Nisa masih ingat Nasehat Ibunya, 'kalau tamu pulang.. jangan langsung tutup pintu.. biarkan tamu sampai hilang dari pandangan, baru tutup pintu'
Nisa malah kaget, Aditya membuka pintu ruangan sebelah, sambil tersenyum " Selamat malam tetanggaku... "
"Ha... " Nisa benar-benar tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
.....
Pagi ini, Andra menelfon seseorang, dia menyuruh orang itu mengawasi Nisa, mencari tau dimana dia bekerja dan alamatnya. Dan memberi tau bahwa Nisa akan menemui anak-anak mereka setiap hari di sekolah , jadi.. cukup tunggu dia di sekolah anaknya, lalu ikuti kemana dia pergi. Andra pun mengirimkan foto Nisa yang pernah diambilnya diam-diam kemarin pada orang itu.
....
Sementara di tempat Nisa , Nisa merasa sifatnya semalam agak keterlaluan, dia berfikir, jika adit tinggal sendirian, pastilah dia tidak akan sarapan di rumah, nggak ada yang buatin. Jadi Nisa ingin membuatkan masakan untuk adit juga, toh dia juga akan memasak untuk anak-anaknya dan dirinya sendiri, jadi.. nggak akan menambah bebannya.
Nisa memutuskan menelfon Aditya untuk memberikan sarapan yang telah dibuatnya.
"Adit.. aku membuatkan sarapan untukmu, Apa ingin aku antar ke sana? "
"Tidak usah... aku akan ketempatmu. " Jawab Aditya.
Tak sampai semenit.. bel Nisa berbunyi. Aditya sudah datang.
"Kenapa datang secepat ini? " Tanya Nisa.
"Nggak ada salahnya kan? Lagian aku udah siap kok, aku bakal tungguin kamu. " Jawab Adit... dia tersenyum melihat Nisa yang sibuk di dapur. Pikirannya melayang... membayangkan dia adalah Suami Nisa yang sedang menunggu Istrinya menyiapkan sarapan untuknya.
Nisa melihat Adit yang tersenyum dengan pandangan yang menerawang, Nisa menjentikkan jarinya di depan mata Aditya, sehingga pria ini tersadar dari lamunannya.
"Apa kau sedang berhayal? " Tanya Nisa menyelidik.
"Iya... aku berhayal kau jadi Istriku" Jawabnya tanpa beban.
Nisa hanya tersenyum mendengar ucapan Aditya, lalu berkata.
"Ini sarapanmu" Katanya sambil menghidangkan sarapan untuk Adit.
"Kita sarapan bersama! " Pinta Aditya.
"Baiklah.. "
Nisa pun duduk dan mereka sarapan bersama.
" mmm.. enak sekali.. kau memang pandai memasak" Puji Aditya. Nisa hanya tersenyum, mengingat dulu Andra juga sering memuji masakannya meskipun rasa masakannya nggak jelas , maklum... waktu itu dia masih ABG, tapi... lama kelamaan dia tak pernah lagi mendengar pujian itu padahal dia sudah sangat mahir memasak.
"Apa kau ingin mengunjungi putra-putramu dulu? " Tanya Aditya.
"Iya..Aku akan mengantarkan sarapan untuk mereka"
"akan ku antar.. kau masih belum boleh mengemudi kan? Nanti kau boleh mengurus SIM mu. " Kata Aditya.
"Terima kasih... Tapi aku tak ingin teman-teman akan bergosip.Aku bisa naik ojek online.
" hal itu tak masalah bagiku" jawab Adit.
"Aku memaksa" sambungnya lagi.
Dan akhirnya... Nisa diatar oleh Aditya menemui ketiga anak nya . Tapi Aditya hanya menunggu di mobil, belum waktunya dia memperkenalkan diri kepada ke tiga anak-anak Nisa. lagi pula, Nisa belum bebas dari hubungannya. Lagi pula nanti dia bisa berteman dengan anak anak Nisa, karna mereka akan menjadi tetangga.
Nisa menemui anak-anaknya, hal ini dapat dilihat oleh orang suruhan Andra, mereka telah bersiap-siap membuntuti Nisa sampai mereka bisa memberikan informasi yang diinginkan oleh Andra.