Mereka bertiga terlibat pembicaraan yang cukup menarik namun agak memaksakan bagi Bulan karena yang mereka bicarakan adalah teman-teman di lingkaran mereka yang bukan di area Bulan. Mereka membicarakan pekerjaan Dhany..untung saja Bulan sudah sering menjalankan tugas wawancara selama ini untuk surat kabar kampus, jadi untuk urusan bertanya-tanya walau hanya untuk sekedar beramah-tamah, Bulan sudah terlatih.
Dan seperti yang ditakutkan Bulan..Achiles mendadak melihat ke handphone nya dan berkata, "Ups, sorry..sepertinya aq harus meninggalkan kalian berdua. Aq harus mengambil ketikan q di rumah teman. Bulan, kau bersama Dhany dulu ya.. Dhany, jaga Bulan. Q dengar perut Bulan sudah meraung-raung dari tadi."
"Yaaa..Perut siapa yang meraung-raung?" Bulan mencubit perut Achiles, kali ini agak menyakitkan. Mewakili rasa protesnya akibat Achiles yang tiba-tiba melakukan walk out dengan teganya meninggalkannya berdua dengan pria yang baru sekitar 10 menit ia kenal.
"Achiles..dasar kau beruang kutub." Bulan menahan geram nya pada Achiles.
"hmm..baiklah, Bulan..temani aq makan yuk. Berbincang dengan Achiles butuh energi yang cukup besar kau tau? Dan aq sudah menemaninya lebih dari satu setengah jam yang lalu." Dhany menunjuk ke arah perutnya yang membuat Bulan geli," oh, kau mau makan apa?" Bulan bertanya. "Bagaimana kalau Chinese food? Achiles bilang kau sangat suka Chinese food.." Dhany bertanya dan tiba-tiba menghentikan kalimatnya di tengah jalan.
Dan tiba-tiba mereka berdua menjadi kikuk. Pernyataan Dhany membuat Bulan terdiam, menyadari bahwa sepertinya Dhany sudah mengetahui beberapa hal tentang dirinya dari Achiles.
"Umm.. ya..kadang-kadang." Jawaban Bulan membuat Dhany agak bingung..
"Atau mungkin kau sedang ingin makan sesuatu yang lain?"Dhany bertanya lagi..kali ini agak memperlambat langkahnya. "Sebenarnya aq tidak lapar, tapi sepertinya cheesecake enak juga. Aq sedang ingin yang manis-manis."
"Baiklah..ada kafe dengan cheesecake yang enak di mall. Kau mau?" Dhany menawarkan..
"Oke, aq mulai kelaparan."
Mereka naik mobil Dhany, nissan juke merah. Gaya menyetir Dhany santai, hampir sama dengan yang selama ini Darius lakukan. Pilihan musiknya pun tidak jauh berbeda. Hanya saja Dhany menyelingi dengan lagu-lagu klasik era Elvis Presley.
Dhani sesekali bercerita tentang hobinya traveling. Kadang bersama teman-temannya atau beberapa kali hanya sendiri saja. Dia hampir menghabiskan tabungannya demi menyalurkan hobinya ini. Melihat berbagai budaya daerah, keindahan alam, keramahan penduduk, dan wisata kulinernya. Dan suatu saat nanti dia bermimpi ingin mengunjungi Paris seorang diri dan tersesat di sana. Mengatakan bahwa dia telah jatuh cinta pada kota indah itu, walaupun selama ini hanya mengaguminya dari jauh. Tetapi dia yakin, bahwa dia telah menitipkan sebagian hatinya pada kota itu. "Suatu saat nanti..aq akan kesana, Bulan.."
Bulan tersenyum.."Mimpimu indah, Dhany. Kau sebaiknya mencari pasangan yang mengerti dengan hobi mu."
"Q pikir kau sangat suka traveling, Bulan. Kau menyimpan minat yang besar terhadap keindahan budaya daerah dan kau lebih menyukai menghabiskan waktu mu berjalan-jalan di tepi pantai atau ke pegunungan dari pada ke mall." Dhany mulai menyiapkan serangan-serangannya.
Oh, Achiles..kau benar-benar cari mati kali ini. Seberapa banyak data q yang kau jual pada pria ini. Bulan meremas tepian blouse nya dengan gemas.
"Yaa..itu benar..tetapi sebenarnya aq ini lebih fleksibel. Tidak terlalu memaksa. haha.." Bulan tertawa masam, tidak mengira dia akan dibuat menjadi objek data oleh temannya sendiri.
"Hmm..kau benar-benar manis, Bulan.." Dhany membuat Bulan tersedak.
"Apa katamu?"
"Mayoritas wanita yang q temui, mereka lebih suka memikirkan apa yang mereka sukai dan tidak akan mengambil pusing perasaan pasangan mereka. Kebanyakan mereka berfikir bahwa selama mereka senang maka pria mereka sudah pasti senang.. Tapi kau berbeda.."
"Oh..haha..benarkah?" Bulan memekik dalam hati, Achiless..awas kau nanti.
" Sebenarnya aq tidak terlalu berbeda juga.. kau tau..kadang aq berfikir terlalu rumit..dan walau keputusan yang q ambil sama dengan keputusanmu, belum tentu alasan kita sama. Dan kadang aq terlalu sensitif. Tapi terkadang kau harus mengutarakan apa yang ada dalam hatimu agar aq mengerti, karena aq pun bisa sangat tidak pengertian." Bulan membangun pertahanannya.
"Kalau begitu..apakah kau mau aq langsung kepada intinya, Bulan?" Dhany tiba-tiba bernada serius.
" Langsung ke intinya? Apa maksudmu?" Oh, crap..aq dijebak! Bulan gugup..barulah ia menyadari, langkah demi langkah cepat yang dilancarkan Dhany untuk menggiringnya ke bagian ini. Ooohh...siaaall..dia bahkan tidak memberikan q kesempatan untuk menahan nafas.
Dhany memelankan laju kendaraan dan menepikannya.
" Bulan..jujur saja..aq tidak tertarik menjalin pertemanan dengan mu.." Dhany berbicara langsung menatap mata Bulan..
"Begitu aq melihat mu..aq ingin mengenalmu lebih jauh, aq ingin tau tentang kesukaanmu, hobi mu, orang-orang di sekelilingmu, keluargamu, apa yang kau suka dan tidak suka, semuanya tentang mu.."
"Kenapa kau menginginkan itu semua? Kita baru kenal." Bulan menatap mata itu, mencari titik lemahnya..
" Karena aq ingin memilikimu.."