Kinan yang masih marah dengan rencana adam masih terus berusaha mencerna semua yang ada di pikiran adam.
"Bisa-bisanya kamu berpikir tentang menikah dalam kondisi seperti ini. Apa yang kamu tahu tentang pernikahan???? Kamu bilang dengan mudah, ayahmu tidak akan bisa memisahkan kita jika kita sudah menikah???? bahkan seseorang yang berada diluar sana, yang kita tidak ketahui dia muncul dari dunia mana, bisa dengan mudah menghancurkan suatu keluarga yang bahagia pada awalnya dan merubahnya menjadi neraka dunia"
"Kamu tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya memiliki keluarga yang hancur dan harus berpisah karena suatu masalah, dan aku tidak ingin mengalami itu lagi, aku tidak ingin mengalami suatu perpisahan dipernikahanku kelak, jika tanpa restu dan itu sangat penting bagimu, maka pernikahan antara kita tidak akan pernah terjadi".
Kinan kemudian membuka pintu mobil dan keluar.
Adam yang mencerna kata-kata kinan langsung kehilangan akal harus meyakinkan kinan dengan cara apa lagi setelah semua yang ia katakan.
Itu terdengar sangat menyakitkan ketika mendengar langsung dari mulut kinan, gadis yang sangat adam cintai.
Adam segera keluar dari mobil dan berteriak memanggil kinan yang berjalan cepat ke arah luar rest area.
Saat kinan menghentikan langkahnya segera adam mengatakan permintaan maafnya.
"Kinan tunggu, sayang aku mohon, beri aku kesempatan, maafkan soal kekonyolanku tadi, aku hanya tidak tahu harus dengan cara apa kita mempertahankan hubungan kita, ayahku tidak akan tinggal diam jadi kita harus segera mengambil sikap".
kinan segera menjawab sambil menahan suaranya karena disana area publik.
"Dam, kamu ingin kita memaksakan hubungan ini??? apa kamu tidak mendengar semua hinaan yang ayahmu berikan pada ku dan keluargaku????, aaah lupakan tentang hinaan pada ku, tapi hinaan terhadap keluargaku????, pekerjaan ibu ku?????? kau tahu????? dia bisa menghidupiku, kakak-kakakku, sekolah semua anaknya dari hasil usaha itu, dan ayahmu dengan mudah melontarkan bahwa aku tidak pantas untukmu karena ibuku penjual kue,,,,,,,, Aku selalu menganggap ibuku adalah pahlawanku, duniaku, segalanya bagiku, aku tidak akan pernah bisa melupakan semua hinaan dari ayahmu, termasuk tante dan pamanmu, camkan itu !!!!!!".
Kinan melanjutkan langkahnya sambil terus meneteskan air mata. Adam segera meraih tangannya dan memeluk kinan saat itu.
"Maafkan aku, aku mohon jangan tinggalkan aku !!!!! aku mohon beri aku waktu untuk meyakinkan ayahku, beri aku kesempatan untuk terus berusaha meyakinkan ayah sampai menyetujui hubungan kita, aku tidak sanggup jika harus berpisah lagi denganmu".
Dalam pelukan adam kinan tidak bisa berkutik, adam memeluknya dengan sangat erat, adam terus memohon pada kinan tanpa melepaskan cengkraman pada tubuh kinan. Dia sudah sangat putus asa, entah apa lagi yang harus di lakukan agar kinan tidak meninggalkannya.
Kinan terlalu sensitif ketika mendengar adam dengan mudah mengajaknya menikah demi memaksakan restu dari orang tuanya.
Itu bukan pernikahan yang kinan impikan sebagai seorang wanita dan sebagai anak daru keluarga broken home.
Dia selalu bermimpi memiliki keluarga yang baik-baik saja tanpa intrik seperti restu orang tua dan orang ketiga.
Dan di pikiran kinan semua hal yang dia tidak inginkan dalam sebuah hubungan pernikahan itu ada pada hubungannya saat ini dengan adam.
Pak Gunawan ayah adam sama sekali tidak merestui hubungan kinan dan adam, dan juga... Perempuan yang berani mengangkat telpon adam saat kinan menghubunginya itu juga sedikit menganggu perasaannya.
Selain itu masih banyak pertimbangan menurut kinan untuk seseorang akhirnya memutuskan menikah dengan orang yang ia cintai.
Adam akhirnya bisa meredakan amarah kinan saat itu dan menuntunnya kembali masuk ke dalam mobil.
Adam mencoba mengerti situasi kinan, dia tidak lagi memaksakan apa yang ada dalam pikirannya soal pernikahan saat itu.
Kinan dan adam kembali ke rumah kinan, ketika mereka sampai disana, kak genta dan temannya telah berangkat ke kantor.
Adam mengikuti langkah kinan menuju teras rumahnya, mereka berdua duduk di kursi dan saling menatap satu sama lain.
"Baiklah jika itu yang kamu pikirkan untuk dijadikan solusi dalam hubungan kita, ayo temui ibumu dan juga temui ibuku, setelah kita mendapatkan restu dari mereka berdua baru kita temui ayahmu".
Kinan seperti tidak ingin melihat adam kecewa karena ia menolak rencana yang sudah adam buat.
Kinan sebenarnya sudah tahu apa yang akan terjadi nanti, dia sudah bisa mengira ayah adam tidak akan pernah menyetujui pernikahan mereka berdua melihat bagaimana ia sangat benci dan merendahkan kinan saat terakhir kali.
Kinan siap menelan pil pahit jika itu bisa memuaskan keinginan adam, dia tahu betul jika adam memang sepertinya tidak memiliki solusi lain dan kinanpun demikian.
Jadi akhirnya kinan ikuti rencana dari adam dengan harapan adam, bahwa ayahnya akan menyetujui pernikahan mereka.
"Tapi aku tidak ingin menemui ayahmu setelah kita menikah, kita temui ayahmu dan bilang padanya bahwa kita akan menikah".
Adam yang mendengar itu dari kinan menjadi sangat bahagia, senyumnya menjadi kembali terlihat. Ia seperti memiliki sedikit harapan untuk hidupnya.
"Aku mau tanya sesuatu,,,,,,
Kinan sempat terdiam, dia seperti berpikir akan menanyakan tentang aoaokemarin malam aku menelponmu dan ada orang lain di rumahmu yang berani menerima telpon dariku , siapa dia?".
Kinan akhirnya menanyakan siapa perempuan yang bersama adam beberapa hari lalu.
"Aahh dia lisa, dia sahabatku saat kita sama-sama kuliah di Australi, dia sudah lebih dulu pulang ke jakarta dan kemudian menyusul aku, kemarin sehari setelah pesta itu aku bertemu dengannya dan sedikit minum. Aku diantar pulang olehnya karena mabuk. Seperti itu... dia sudah tahu soal aku dan kamu sejak lama, jadi tidak perlu khawatir".
"Apa itu yang kamu maksud aku mengalihkan perhatianku darimu??? apa kamu sedang cemburu".
Adam menjelaskan pada kinan kejadian sebenarnya pada kinan tentang yang terjadi malam itu dan menggodanya.
"Iya,,,,,, perempuan mana yang tidak akan salah faham jika lelakinya bersama perempuan lain di rumahnya dan pada saat tengah malam. Aku hanya tidak habis pikir bisa-bisanya kamu mabuk dan bersama perempuan".
Kinan dengan polosnya jujur bahwa ia cemburu, namun adam sangat menyukai hal itu dan tersenyum sambil meraih tangan kinan.
"Sayang,,,,,,, aku janji akan mewujudkan impianmu untuk memiliki keluarga yang bahagia, penuh kedamaian dan tanpa intrik yang akan menyulitkanmu seperti yang kamu bilang, dan tentunya tanpa orang ketiga".
Adam memeluk kinan sambil terus tersenyum karena bahagia. Menurutnya ini adalah langkah awal seperti yang dia rencanakan.
Hari itu di lalui kinan dengan penuh emosi yang naik dan turun. Awalnya emosi yang sangat tidak terkendali menyelimuti dirinya karena mendengar rencana adam yang gila, namun pada akhirnya kinan luluh dan ingin ikut mencoba apa yang sudah adam rencanakan. Meskipun ia sedikitnya sudah bisa mengira apa yang akan terjadi nantinya, namun demi memuaskan hati adam yang menggebu kinan rela melaluinya.
Perpisahan menurut kinan akan sama sakitnya bagi dia dan adam, namun tidak akan begitu menyakitkan jika mereka mencoba untuk mempertahankan meskipun resiko terburuk ada di depan mata. Itu yang akhirnya membuat kinan menurunkan egonya dan mengikuti rencana adam.