Kau milikku, aku milikmu.
Sumpah itu sederhana, tetapi kuat.
Ciuman lembut itu tidak sekuat sebelumnya, tetapi juga tidak seringan capung yang meluncur di permukaan air. Keterikatan kedua orang itu terhadap satu sama lain bertahan di dalam ciuman tersebut.
Inilah ciuman cinta sejati, batin Sima You Yue.
Tak diduga, pada saat itu, Sima You Yue sebenarnya sedang linglung. Wu Lingyu mendekap kepalanya dan memperdalam ciumannya.
Sima You Yue, yang pikirannya sedang melayang, tersesat ke dalam lautan kelembutan dengan irama ciuman Wu Lingyu.
Setelah berciuman selama beberapa saat, Wu Lingyu melepaskan ciumannya, tetapi ketika ia melihat bibir Sima You Yue yang merah dan lembut, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium Sima You Yue lagi.
Namun, Sima You Yue memanfaatkan jeda tersebut untuk menguasai diri dan menepuk pundak Wu Lingyu dengan lembut. Ia dengan malu-malu berkata, "Bibi Ketiga dan Tujuh Kecil masih di depan!"