Jahat. Satu kata yang cocok untuk menjulukiku saat ini. Bukan tanpa alasan aku menyebut diriku sendiri sebagai orang yang jahat. Bagaimana bisa aku mengatakan permintaan yang egois begitu pada orang yang mencintaiku dengan tulus? Jadi aku menerima lamaran Ben, tapi bukan karena aku mencintainya, melainkan demi kebahagiaan Binar yang sangat merindukan sosok ayah dalam hidupnya.
"Bukankah kamu mencintaiku? Kalau kamu mencintaiku, seharusnya kamu tunggu aku sampai aku benar-benar mencintai kamu agar kamu benar-benar dapetin aku seutuhnya, kalau kaya gini apa bedanya sama pertemanan kita saat ini?" tanyaku setelah Ben mengiyakan permintaanku.