Download App
4.87% Seni Memasak dari Dunia Lain / Chapter 50: Tidak Apa-apa Jika Bibir Kami Bersentuhan, karena Kami Semua Adalah Saudara Perempuan yang Baik

Chapter 50: Tidak Apa-apa Jika Bibir Kami Bersentuhan, karena Kami Semua Adalah Saudara Perempuan yang Baik

Editor: Atlas Studios

"Keharuman ini!"

Semua orang tertegun dan mereka tanpa sadar mengernyitkan hidung mereka untuk menangkap keharuman.

Keharuman dari daging telah menyelimuti restoran sepenuhnya. Daging ayam beraroma sedikit bergetar seperti jeli dan mengeluarkan keharuman pekat. Warna sup ayam sangat indah ketika cahaya dan warna berlarian ke mana-mana.

Ketika mata Xiao Meng sedikit terbuka, pupilnya bersinar cerah. Dia memandang lekat ke pot tanah liat di atas meja dan daging ayam berwarna merah darah di dalamnya.

"Energi roh yang sangat pekat dan banyak jumlahnya!" Xiao Meng sangat heran ketika dia menghirup udara dingin. Dengan indra penciuman dari tingkat tujuh Malaikat-Perang, dia dapat dengan mudah menilai berapa banyak energi roh yang terkandung di dalam ayam berwarna merah darah dan sup ayam berwarna oranye kekuningan dipenuhi oleh aura bermacam-macam bahan obat.

Ketika dia melihat ke mangkuk sup ayam, bahkan dia tanpa sadar menelan ludah.

"Ini . . . ini adalah hewan buas roh tingkat lima, Ayam Pheonix Darah?!" Putra mahkota menjilat bibirnya sambil memandang daging ayam di dalam pot tanah liat ketika dia tiba-tiba berpikir tentang sesuatu dan berseru dengan terkejut senang.

"Ayam Pheonix Darah?!" Xiao Meng sedikit penuh tanda tanya ketika dia melihat Ji Chengan.

"Ayam Pheonix Darah adalah hewan buas roh tingkat lima yang hidup di Area Prairi Segitiga di Tanah Liar. Ayam jenis ini mempunyai bulu, kulit, dan daging berwarna merah darah, namun dagingnya sendiri dipenuhi oleh energi roh. Jika sudah dimasak, daging yang dikonsumsi akan menguatkan vitalitas seseorang dan memperbaiki energi dan darah seseorang. Sangat sulit untuk mendapatkan bahan makanan ini," Ji Chengan menjelaskan dengan detail sekali ketika dia melihat ke arah Bu Fang dengan pandangan bertanya.

Bu Fang mengangguk dan tanpa ekspresi menjawab, "Betul sekali. Ini adalah Ayam Pheonix Darah."

"Saya melihatnya tertulis di buku-buku tua di istana kekaisaran. Saya tidak menyangka bahwa ia benar-benar jenis hewan buas aneh yang hidup di Area Prairi Segitiga di Tanah Liar," kata Ji Chengan sedih, tapi menggelengkan kepalanya segera setelah itu.

"Sayang sekali, walaupun Ayam Pheonix Darah ini bernilai, karena luka-luka Yanyu dikarenakan penurunan kekuatan kehidupannya, saya takut, masakan ini belum mampu merawat luka-lukanya.

Bu Fang mengatupkan bibirnya ketika dia menoleh ke arah Ji Chengan, yang sedang menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana mungkin Ayam Pheonix Darah yang saya masak sesederhana itu? Jangan berbicara yang tida-tidak jika kamu belum mencicipinya."

Ji Chengan terkejut ketika dia dengan tidak senang melihat ke arah Bu Fang. Dia adalah sang putra mahkota, berani sekali seorang rakyat biasa berbicara kepadanya seperti itu?

Ji Chengxue dan lainnya sudah terbiasa dengan karakter Bu Fang. Orang ini adalah seseorang yang tidak takut kepada siapa pun juga. Walaupun dia berhadapan dengan putra mahkota, dia masih berani membantahnya.

Jantung Xushi terloncat satu degupan. Bagaimana sang putra mahkota, yang terbiasa diperlakukan sebagai orang terhormat, mentoleransi kata-kata Bu Fang yang kurang sopan? Agar dapat menghindarkan situasi memburuk, dia cepat-cepat berdiri untuk menengahi.

"Pemilik Bu, karena kamu sangat yakin akan sup ayam ini, kamu harus secepatnya memberi nona Yanyu sup ini, " kata Xushi sambil menghormat dengan tangan dikepal menyatu dengan telapak tangan.

Xiao Meng, yang sedikit berkerut, berkata pada Bu Fang, "Bajingan, saya harap sup ayam kamu efektif. Jika tidak, kamu tahu konsekuensinya."

"Tenang saja, sup ini sangat efektif,"jawab Bu Fang dengan mudah.

Pertama-tama dia mengambil mangkuk porselen biru putih dan mengisinya dengan sup ayam berwarna oranye kekuningan dengan menggunakan sendok porselen. Minyak dalam sup ayam dipenuhi oleh sinar dan warna, dan tidak berminyak maupun ringan.

"Sup ayam ini bernama Sup Ayam Pheonix Bumbu Sage. Bahan utamanya adalah Tanaman Bumbu Sage Surgawi dan Ayam Pheonix Darah. Lebih dari satu lusin tanaman obat bernilai ditambahkan dalam proses memasak juga. Teknik kuliner energi murni digunakan untuk memastikan sari pati Tanaman Obat Sage terserap sepenuhnya ke dalam sup ayam. Masakan ini penuh dengan energi roh dan melengkapi darah dan kehidupan."

Setelah Bu Fang memberi penjelasan, dia membawa mangkuk sup ayam ke Xiao Yanyu yang pucat dan kehilangan warna kehidupan.

Xiao Yanyu sangat cantik. Walaupun kulitnya telah hilang kilauannya karena kehabisan tenaga kehidupan yang parah, hal itu masih tidak dapat menutupi kecantikan yang tidak ada taranya. Pandangan suram di matanya laksana bunga layu di musim gugur dan mendatangkan rasa iba dari orang lain yang melihatnya.

"Buka mulutmu dan katakan ahh," kata Bu Fang kepada Xiao Yanyu selagi dia menyuapkan satu sendok sup ayam harum yang masih panas.

Bulu mata Xiao Yanyu bergetar ketika matanya yang lemah menoleh ke arah sup ayam. Bibirnya sedikit membuka, namun karena dia kehabisan tenaga kehidupan, dia kesulitan untuk membuka mulut.

"Ahh kepalamu . . ."pikir Ouyang Xiaoyi selagi ujung mulutnya berkedut. "Apakah ada yang salah dengan kelapa bos bau? Tidak bisakah dia melihat kakak Yanyu tidak mempunyai kekuatan bahkan untuk membuka mulutnya?"

Bu Fang menuangkan isi sendok ke dalam mangkuk lagi dan tanpa ekspresi memandang Yanyu.

"Apa yang terjadi? Mengapa kamu tidak menyuapi sup kepada Yanyu?" Xiao Meng memandang Bu Fang dengan bingung. Yang lain juga merasa penasaran juga.

Bu Fang menoleh kepada mereka dan dengan mudah menjawab, "Jangan menyuruh saya cepat-cepat. Coba saya pikir dulu bagaimana memberi sup ini kepadanya."

"Eh . . . Ah?! Apa maksudnya?"

Semua orang tertegun beberapa saat, lalu mereka menonton Bu Fang minum satu sendok sup ayam.

"Apa yang dia lakukan?". "Bukankah dia bilang, dia akan menyuapi sup ayam kepada Yanyu? Mengapa dia meminumnya sendiri?"

Lalu, Bu Fang maju ke depan dan mendekatkan kepalanya menuju mulut Xiao Yanyu . . .

Xiao Meng melotot kepadanya dan hidungnya hampir bengkok karena marah. "Apa yang akan dilakukan bajingan ini? Mengapa dia bersandar sangat dekat dengannya? Apakah kamu mencoba mengambil keuntungan dari putri saya?"

Ketika mulut Bu Fang dan Xiao Yanyu hanya tinggal beberapa sentimeter, Xiao Meng tidak dapat menahan dirinya lagi dan menarik Bu Fang menjauh,

"Apa yang kamu lakukan?!" seluruh tubuh Xiao Meng mengeluarkan kemarahan sambil memandang dingin penuh kemarahan kepada Bu Fang.

Glek. Bu Fang tanpa ekspresi melihat kepada Xiao Meng dan menelan sup ayam dalam mulutnya. Dia mencecap bibirnya dan berkata, "Saya akan menyuapi sup ini kepadanya. Dia tidak punya kekuatan untuk membuka mulutnya."

"Dari yang kamu katakan, sepertinya kamu memikirkan putri saya . . ."pikir Xiao Meng bingung.

"Apakah kamu tidak tahu bahwa tidak baik bagi seorang pria dan wanita yang tidak menikah untuk mengadakan kontak fisik? Xiaoyi, kemarilah." Xiao Meng melotot dingin pada Bu Fang dan memberi isyarat kepada Ouyang Xiaoyi untuk mendekat.

Ouyang Xiaoyi dengan bersemangat berlari maju.

"Kamu suapi sup ayam kepada Yanyu. Ikuti . . . metodenya barusan." dengus Xiao Meng dingin ketika dia mengingat tindakan Bu Fang baru saja. Dia merasa marah hanya dengan memikirkannya.

Ouyang Xiaoyi mengangguk. Dia menerima mangkuk sup ayam yang diberikan oleh Bu Fang dan minum sesendok.

"Oh!" Ketika sup ayam memasuki mulutnya, mata Ouyang Xiaoyi langsung melebar dan dia menelan sup tersebut tanpa sadar.

Semua orang melihatnya tanpa ekspresi.

"Saya mencicipi rasa sup ini untuk kakak Yanyu. Hmm, rasanya tidak buruk sama sekali." senyum Ouyang Xiaoyi sambil tersipu malu, lalu dia minum sesendok lagi dan tidak menelannya kali ini.

Tidak apa-apa jika bibir kami bersentuhan, karena kami semua adalah saudara perempuan yang baik.

Satu sendok sup ayam disuapkan ke dalam mulut Xiao Yanyu dan perlahan memasuki kerongkongannya menuju ke perut.

Mata Xiao Yanyu, yang seperti bunga layu di musim gugur, bergerak perlahan. Sedikit semburat energi dan kehidupan sepertinya muncul dalam pandangannya yang mati.

"Teruskan, jangan berhenti, "kata Bu Fang dengan mudah.

Lalu, Ouyang Xiaoyi menyuapi satu suap lagi sup ayam ke dalam mulut Xiao Yanyu dengan menggunakan metode yang sama. Setelah tiga kali lagi, mata Xiao Yanyu akhirnya menerima cukup energi kehidupan dan dia mampu minum sup ayam sendiri.

"Berhasil!" mata Xiao Xiaolong bersinar ketika dengan semangat dia mengepalkan tinjunya bersamaan.

"Jangan tergesa-gesa. Teruskan menyuapi sup ayam untuknya. Biarkan dia minum satu mangkuk lagi," Bu Fang tanpa ekspresi berkata pada Ouyang Xiaoyi dan memberi sinyal padanya untuk meneruskan menyuapinya.

Setelah Xiao Yanyu minum satu mangkuk lagi, Bu Fang menghentikan Ouyang Xiaoyi. Wajah Xiaoyi yang menggemaskan sekarang bengkak dan memerah, dan terlihat sangat lucu dengan wajahnya yang tembam.

Dia minum satu sendok sup ayam dengan tingkat kultivasinya. Dia beruntung tidak mengalami mimisan.

Ketika Bu Fang menarik satu potong paha ayam, kulit ayam yang seperti jeli tertarik ketika disobek. Namun, Bu Fang tidak mengambil kulit ayam, melainkan menggunakan pisau untuk memotong satu potong daging ayam. Lalu dia mencincang daging itu, mencampurkannya dengan sup ayam dan meneruskan memberi makan Xiao Yanyu.

Setelah makan satu potong paha ayam dan beberapa helai Tanaman Obat Sage dengan cara ini, warna kulit wajah Xiao Yanyu merona merah. Tenaga kehidupannya yang terus menurun telah berhenti juga. Energi dan darah dalam tubuhnya telah bertambah banyak. Walaupun masih kurang sehat bila dibandingkan orang normal, hasilnya telah jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Satu mangkuk sup ayam . . . dapat merawat luka-luka yang bahkan tidak dapat dirawat oleh tabib istana! Sup ayam ini . . . terlalu ajaib!" orang-orang di sekitar situ sangat heran selagi berbisik-bisik di antara mereka. Kecurigaan terhadap Bu Fang telah sepenuhnya hilang.

Xiao Meng cukup terkejut juga. Namun, tidak lama kemudian digantikan oleh kebahagiaan.

Warna kulit wajah Xiao Yanyu lebih merah dari sebelumnya. Walaupun dia masih pucat, dia setidaknya telah menerima sedikit kehidupan. Setelah mendapat sedikit kekuatan, dia dengan ringan memanggil Xiao Meng, "Ayah . . . saya lapar."

Dia benar-benar sembuh! Xiao Yanyu benar-benar sembuh dengan satu mangkuk sup ayam!

Mata Ji Chengan bersinar seperti langit luas penuh bintang ketika dia memandang sup ayam dengan pandangan penuh hasrat.

Mata Ji Chengxue terbakar sangat terang juga ketika dia memandang ke arah sup ayam.

Saat itu, dua orang pangeran merindukan sup ayam.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C50
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login