dato me cavity kaise hataye

Don't read it please, Its content is all over the place and I just place random chapters everywhere.

Amir Garnet era uno de los hombres más guapos del país, tenía todo lo que cualquier otro querría, dinero, fama, fortuna, una familia hermosa, y una esposa que lo amaba con todo su ser aparte de tener una belleza inigualable. Katherine Falak Mosses era la chica envidiada por muchos, bella, atractiva, sensual, adinerada, todo lo que deseaba una chica de su edad ella lo tenía, pero había solo un problema en su vida, la misión que le dio su padre. Katherine tiene que seducir y enamorar al Garnet mayor, pero ¿será que él se deja?

The knowledge of the day when death will come is a peculiar feeling. It made me feel both anxious and expectant until this moment. Now, I simply desire for it to be finished.

WARNING!!!!! Rated: M Jangan Lupa Vote Ya... :) semoga kalian bisa enjoy bacanya :) Berkonfrontasi di pantai dengan pria asing yang seksi bukanlah bagian dari rencana Puput saat mengambil foto dengan damai di pagi hari. Dan apa sih yang ada dalam pikiran pria itu hingga berpikir ia mengambil foto-foto dirinya? Siapa dia? Satu hal yang pasti, dia seksi dan sangat romantis, memberi makan jiwa Puput yang terluka. Jis hanya ingin dunia memberinya istirahat, jadi melihat kamera ditujukan ke wajahnya membuatnya siap menerjang keindahan yang ada di balik lensa. Ketika ia tahu gadis itu tidak tahu siapa dirinya, dia penasaran dan tergoda olehnya. Puput memiliki tubuh yang di ciptakan untuk bercinta, bermulut lancang dan Jis tak pernah puas dengannya, tapi ia belum siap untuk menceritakan siapa dirinya sebenarnya. Puput adalah seorang gadis yang tak suka omong kosong dan tidak mau menerima kebohongan dan rahasia. Apa yang akan terjadi pada hubungan baru ini ketika ia menemukan apa yang Jis sembunyikan?

Nathaniel a young Pastor crosses paths with Ada a young prostitute, how can these two humans from different walks of life exist what could go wrong except everything.

In a mysterious world where hope is a luxury reserved for the strong, Tunde, a forsaken slave, defies his fate. Left for dead, his miraculous survival triggers a monumental shift in the balance of power. As Tunde fights for his life, he uncovers the secrets of his world and unlocks the mystical origins of his heritage. With every step forward, the darkness that once consumed him fades, revealing a journey of redemption, discovery, and the ultimate fight for a future where hope is no longer a luxury, but a right. Join Tunde on his epic rise from the ashes.

To: mr crush *cerita ni untuk awak. *bahagia ni untuk awak. *cinta ni untuk awak. so...date me please? Untuk kali ke seratus....aku hantuk lagi kepala ke dinding. "sah hanna! kau memang gila!" ni kot...yang manusia kata cinta ini buta. actually...cinta tak buta. manusia yang buta. tengok lah aku ni .... "takkan lah aku nak bagi dia baca ayat macam ni!!" Aku hantuk lagi kepala ke dinding sebelum.. bang!! kertas tadi aku campak ke dalam tong sampah besi. Mati lah kau wahai surat! ****** Tapi...ni bukan cerita aku mengurat encik crush.. dan lagi bukan...cerita crush mengurat aku balik. sebaliknya...ni kisah aku dan dia... yang tak mungkin bersatu kerana satu perkara. takdir. jadi...mampu ke takdir mencari cinta yang inginkan? atau cinta yang kami inginkan langsung tak patut wujud?

Updates on important projects, and books!

Putri harus kehilangan orang tua dan tempat tinggal akibat insiden kebakaran yang merupakan konspirasi pamannya dengan salah satu perusahaan properti. Perusahaan tersebut memang hendak menggusur sanggar tari ayah Putri untuk membangun pusat perbelanjaan. Tak cukup sampai di situ, sang paman juga membuang Putri. Akhirnya, gadis itu tumbuh di panti asuhan dengan menyimpan dendam dalam hati. Putri bersumpah akan membuat orang-orang yang telah menoreh luka dalam hidupnya mendapat balasan setimpal. Berhasilkah Putri menuntaskan dendamnya? Terlebih, ketika perusahaan properti adalah milik keluarga cinta pertamanya.

A forbidden, timeless, and haunting love story. Once upon a time, there lived a girl named Fallon who was taken far away from home shortly after she was born. A home that held more than strange traditions and bizarre superstitions. Twenty-four years later, she returned to Weeping Hollow, a town she’d only heard about in stories during restless nights under a marble moon, to take care of her last living relative. They called the nosy mortician a freakshow–a ghastly thing. They said I couldn’t go near her. Still, there was this aching pull to Fallon Grimaldi that I couldn’t escape. A nostalgic pull as if we’d been here before. Once upon a time, there lived a mysterious boy named Julian with a curse as old as centuries wrapped around his soul. He was one of the four Hollow Heathens, the very dark creatures who caused the town’s people to live in fear. And the Blackwell name was stained with darkness and death. They called him a monster. Cold and hollow. They said I shouldn’t go near him. Still, there was this aching pull to Julian Blackwell that I couldn’t escape. A nostalgic pull as if we’d been here before.