webnovel

The main schools of thought, representative figures, classics, and ideas during the period of the Hundred Schools of Thought Contending.

2024-09-11 02:58
The main schools of thought during the period of the Hundred Schools of Thought Contending, their representatives, their classics, and their thoughts
1 answer

The main schools of thought during the Hundred Schools of Thought Contending Period included Confucianism, Taoism, Mohism, Legalism, Famous School, Yin-Yang School, Military School, Peasants School, etc. The representative figures were Confucius, Mencius, Xunzi, Mozi, Han Feizi, Sun Tzu, and so on. Classics include the Analects of Confucius, Mencius, the Great Learning, the Doctrine of the mean, etc. Among them, Confucianism emphasized morality and education, Taoism advocated compliance with nature, Mohism advocated universal love, non-aggression, Legalism advocated the rule of law and authority, while Famous School emphasized debate and the distinction between name and reality, Yin-Yang School emphasized the distinction between Yin and Yang, and Military School emphasized the art and strategy of war. These ideas had a profound impact on Chinese history.

Main Love

Main Love

Dua insan manusia dengan latar belakang yang berbeda. Maya Salim adalah seorang yatim piyatu berumur 20 tahun yang tinggal bersama dengan adik laki-lakinya yang masih seorang pelajar dan bibi angkatnya. Menjalani kehidupan yang sulit karena kisah kelam di masa lalunya. Marven Cakra Rahardi, seorang pewaris utama dari grup Cakra perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia, yang membuatnya menjadi salah satu pria muda terkaya di Indonesia, ia merasa kesal dengan kakeknya yang mendesaknya untuk menikah dengan wanita kaya pilihannya dan selalu menghina ibu kandungnya yang hanya seorang wanita miskin. Sebuah desakan dan penghinaan, menjadi sebuah amarah berujung sebuah pernikahan kontrak. Marven melamar Maya, seorang pelayan dihadapan semua tamu kakeknya hanya untuk membuat kakeknya merasa terhina. Sandiwara cinta terpaksa dijalankan, tapi perlahan menjadi terbiasa dan berubah menjadi sebuah harapan namun dendam Maya di masa lalu selalu menghantui. Cinta yang perlahan muncul bersama keraguan. Rasa tidak percaya dengan cinta yang datang begitu cepat. Sebuah rahasia besar dibalik kisah asmara berselimut dendam masa lalu. Akankah cinta dapat menang melawan keraguan dan rasa sakit hati? (mengandung konten dewasa, mohon bijak sana dalam membaca 18++) *** hi, terimakasih karena sudah membaca novel buatan ku 。◕‿◕。 Aku akan sangat menghargai setiap review serta komen yang kalian berikan. (*˘︶˘*).。*♡ Kalian bisa menghubungi ku di : lmarlina8889@gmail.com
4.8
281 Chs
Not a Classic Wedding

Not a Classic Wedding

Adult Romance (21+) _____________________ Series Wedding #1 [Not a Classic Wedding] Kalvian dan Kalebriena melakukan perjodohan tanpa drama, kontrak, atau syarat apapun. Menurut mereka, menolak perjodohan hanya akan membuang waktu mereka. Pernikahan tetap terjadi, mereka tinggal menjalaninya. Namun, siapa yang menyangka bahwa mereka telah mengenal jauh sebelum perjodohan ini berlangsung. Bukan hanya mereka berdua, tapi juga melibatkan sepasang hati yang lain. Tapi hal itu hanya masalalu mereka, individualis seperti briena dan vian tidak akan pernah membiarkan masa lalu merusak masa depan mereka. Sekalipun harus menyakiti hati oranglain, bahkan juga hati mereka sendiri. Tidak perlu ada drama yang memuakkan. This is not a classic wedding _________________________________________ Series Wedding #2 [CEO Scandal's : Married with Benefit] "Menikahlah denganku," ujar pria itu masih dengan nada dinginnya. "Apa?" Lona begitu terkejut dengan ucapan pria itu. Perempuan itu berusaha menormalkan degub jantungnya yang tiba tiba menggila. "Oke, tenang, Lona. Mungkin saat ini kau masih terjebak ke dalam skenario yang kau ciptakan sendiri," ujarnya dalam hati. "Sadarlah!" "Menikahlah denganku, Nona Hilona Anpuanra." Pria itu samakin menajamkan pandangannya dan Hilona nyaris tenggelam karenanya. "Kenapa? Kenapa aku harus menikah denganmu?" tanya Hilona setelah tersadar jika lamaran yang di utarakan pria itu bukan dialog dalam skripsi imajinasinya. "Karena saat ini, kau sudah terlibat ke dalam skenario hidupku dan mau tidak mau kau harus menerimanya." Salah satu alis tebal milik pria itu terangkat ke atas. Ada senyum yang tertarik dalam sudut bibirnya yang penuh. "Tunggu! Apa maksudmu aku harus menerimanya?" tanya Hilona masih tak mengerti dengan skenario yang tiba tiba saja terjadi. "Anggap saja, pertemuan kita kemarin malam adalah skenario Tuhan untuk mempertemukan kita. Aku akan menjelaskan lebih lanjut setelah kita resmi menikah." Setelah mengatakan hal tersebut, pria itu pergi meningalkan Lona begitu saja. Gila! Ini benar benar skenario yang gila! Bagaimana bisa tiba tiba ada seorang pria melamar Hilona? Menyatakan seolah tidak ada skenario lain selain menikah. Wait! Pria itu mengatakan tentang pertemuan kemarin malam? Pertemuan apa? Hilona berusaha untuk menggali ingatannya tentang pertemuan yang di maksud pria itu. Ia sendiri masih bingung dengan apa yang terjadi. Dia sedang menceritakan kisah kelamnya dan tiba tiba saja salah satu skenario yang ia bayangkan terjadi di hidupnya. Perempuan itu menoleh ke samping, ia baru tersadar jika saat ini tidak sedang berada di apartemen lusuhnya. Semua perabotan di ruangan ini terlihat mahal dan berkelas. Hilona menatap pantulan dirinya yang terlihat sama, ia kemudian menatap ke arah satu titik. Ke arah kalung yang saat ini ia pakai. Perempuan itu tak ingat pernah memiliki kalung ini sebelumnya. Lalu tiba tiba sekelebat ingatan muncul di ingatanya. Tentang kejadian malam itu. Kejadian yang membuatnya terjebak dengan pria yang baru saja melamarnya. Pria rupawan dengan jabatan tinggi dan sangat terpandang. "Sial! Aku benar benar harus menikah dengan Kalan Arusha Adhyasta!" Hilona mengusap rambutnya frustasi.
4.8
323 Chs
The story of the representative figures of the hundred schools of thought
1 answer
2024-09-16 17:42
Alright, I can provide you with the stories of the representatives of the Hundred Schools of Philosophy. In ancient China, there were many philosophers and schools of thought who tried...
What was the school of thought during the period of the Hundred Schools of Thought Contending? What were their most representative works about?
1 answer
2024-09-20 16:29
The period of the Hundred Schools of Thought Contending was a period in Chinese history, roughly from the 5th century B.C. to the 1st century A.D. During this period, many...
The representative figure of the Hundred Schools of Thought Contending. A masterpiece. main idea
1 answer
2024-09-06 01:41
The Hundred Schools of Thought Contending referred to the competition and disputes between various schools of thought during the Warring States Period. The representative figures were Confucians, Daoists, Mohism, Legalists,...
During the Spring and Autumn Period and the Warring States Period, the representative figures of the "Hundred Schools of Thought Contending" culture were: And? Taoist? And? Legalism?
1 answer
2024-09-10 03:39
During the Spring and Autumn Period and the Warring States Period, the representatives of the "Hundred Schools of Thought Contending" culture were Confucius and Mencius of Confucianism, Laozi and Zhuangzi...
The schools of thought, the core of thought, the representative figures, and the main works of the various schools of thought
1 answer
2024-09-22 02:06
The Hundred Schools of Thought referred to the ancient Chinese philosophers and schools of thought during the Warring States Period. Their thoughts and ideas influenced the entire feudal society of...
The schools of thought, the core of thought, the representative figures, and the main works of the various schools of thought
1 answer
2024-09-18 18:45
The core representative figures and main works of the Hundred Schools of Philosophy: Confucianism: With benevolence as the core, it emphasized individual moral cultivation and social harmony and stability. The...
The schools of thought, the core of thought, the representative figures, and the main works of the various schools of thought
1 answer
2024-09-15 11:14
The Hundred Schools of Thought were an important part of ancient Chinese culture. Their schools, core thoughts, representatives, and main works were as follows: 1. Confucianism: the core of the...
The schools of thought, the core of thought, the representative figures, and the main works of the various schools of thought
1 answer
2024-09-11 02:59
The Hundred Schools of Thought referred to a group of ideologists and cultural celebrities from the Warring States Period in ancient China. They came from different schools of thought and...
The representative figures of the Hundred Schools of Thought, as well as their life periods and main ideas
1 answer
2024-09-06 01:36
The representative figures of the Hundred Schools of Philosophy included Confucianism, Taoism, Mohism, Legalism, Famous School, Yin-Yang School, Military School, Political School, Eclectics School, and novelists. They lived from the...
Which of the following schools of thought does not belong to the Hundred Schools of Thought Contending
1 answer
2024-09-22 09:45
The schools of thought contending referred to the various schools of thought during the Warring States Period in ancient China, such as Confucianism, Taoism, Mohism, Legalism, militarism, and the famous...
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
p
q
r
s
t
u
v
w
x
y
z